Sukses

Disney Plus Hotstar Ungguli Netflix di Indonesia Soal Jumlah Pelanggan

Menurut laporan terbaru dari Media Partners Asia, pelanggan berbayar Disney Plus Hotstar lebih unggul ketimbang Netflix di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Disney Plus Hotstar dilaporkan memiliki jumlah pelanggan berbayar lebih banyak ketimbang Netflix di Indonesia. Data terbaru ini didasarkan pada laporan Media Partners Asia beberapa waktu lalu.

Dikutip dari laporan Media Partners Asia via Variety, Kamis (21/1/2021), secara keseluruhan jumlah pelanggan berbayar untuk layanan streaming di Tanah Air memang berkembang pesat dalam beberapa bulan terakhir.

Pada awal September 2020, jumlah pelanggan berbayar di Indonesia mencapai 3,4 juta dan awal bulan ini tembus 7 juta. Pertumbuhan itu disebut terpengaruh oleh kehadiran Disney Plus Hotstar di Indonesia.

Untuk itu, Media Partner Asia memperkirakan saat ini Disney Plus Hotstar berhasil menguasai pangsa pasar di Indonesia dengan 2,5 juta pelanggan.

Layanan milik Disney tersebut diikuti Viu dengan 1,5 juta pelanggan, Vidio yang mencatat 1,1 juta pelanggan, lalu terakhir ada Netflix yang memiliki 850 ribu pelanggan.

Keberhasilan Disney Plus Hotstar diprediksi tidak lepas dari banderol harga yang terjangkau dan dikombinasikan dengan konten lokal yang cukup besar.

Faktor itu lantas ditambah dengan kemudahan dalam pembayaran dan akses mengingat layanan ini bekerja sama dengan Telkomsel sebagai operator.

"Pertumbuhan SVOD di Indonesia, pasar terpadat di Asia setelah Tiongkok dan India, cukup menggembirakan, tapi perjalanannya masih panjang. Secara keseluruhan, pelanggan SVOD baru mewakili kurang dari tiga persen populasi dan 10 persen rumah tangga," tutur VP Media Partners Asia, Anthony Dobson dalam laporan tersebut. 

2 dari 3 halaman

Netflix Capai 200 Juta Pelanggan dan Raih Rp 351 Triliun pada 2020

Di sisi lain, Netflix telah meraih pencapaian baru dengan 200 juta pelanggan atau tepatnya 203,6 juta pelanggan pada tahun 2020.

Secara kolektif, pada tahun 2020 saja ada 37 juta pelanggan baru Netflix dan 8,5 juta di antaranya terdaftar pada kuartal keempat 2020.

Mengutip The Verge, Rabu (20/1/2021), menurut laporan tahunan perusahaan, pemasukan Netflix pada 2020 menyentuh angka USD 25 miliar atau sekitar Rp 351 triliun.

Berselang tak lama dari rilis laporan tahunan itu, sebagaimana dilansir dari Tech Crunch, saham Netflix sempat meningkat 12,4 persen.

Ke depan, perusahaan memproyeksikan akan memiliki 6 juta pelanggan baru pada kuartal pertama 2021. Ini sama seperti proyeksi kuartal keempat 2020.

Terlepas dari pencapaian positif ini, perusahaan mengakui persaingan ketat di pasar layanan streaming sedang meningkat, termasuk dengan hadirnya kompetitor baru seperti Disney Plus.

"Strategi kami sederhana: jika kami dapat terus meningkatkan kualitas layanan Netflix setiap hari, kami dapat menjadi pilihan pertama mereka untuk hiburan streaming," kata perusahaan.

3 dari 3 halaman

Kecepatan ISP Indonesia di Netflix: Biznet Tercepat, Telkom Paling Lelet

Biznet menjadi ISP Indonesia tercepat yang dipakai oleh pengguna Indonesia untuk mengakses Netflix. Penyedia layanan internet berbasis fiber itu menyentuh kecepatan rata-rata 3,4 Mbps di Netflix.

Namun, Biznet bukan satu-satunya ISP Indonesia dengan kecepatan koneksi tersebut. 

Dari periode Agustus hingga Desember 2020, Biznet, Cyberindo Aditama, dan GIG by Indosat Ooredoo tiga kali berturut-turut menempati posisi teratas dengan kecepatan koneksi yang sama, yakni pada bulan Oktober, November, dan Desember. Sementara Telkom konsisten berada di peringkat terbawah di daftar ini dengan kecepatan koneksi di kisaran 1 Mbps.

Terkait pencapaian ini, presiden direktur Biznet Adi Kusma menyampaikan rasa terima kasih kepada pelanggan setia perusahaannya. 

"Semoga pencapaian ini dapat menjadi motivasi bagi kami untuk terus berupaya meningkatkan kualitas layanan bagi seluruh pelanggan," tutur Adi dalam pernyataan tertulis.

Sebaga informasi, selain menyediakan jasa internet Biznet juga menyediakan layanan Data Center, Cloud Computing, dan IPTV. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2000 dan saat ini berkantor pusat di Jakarta.

(Dam/Ysl)