Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan induk Snapchat, Snap, mengklaim bahwa fitur berbagi video pendek besutannya yaitu Spotlight (pesaing TikTok) telah memiliki 100 juta pengguna pada Januari 2021, hanya dua bulan setelah diluncurkan.
"Kami sangat terkejut dengan momentumnya," kata CEO Snap Evan Spiegel dalam panggilan telepon dengan investor untuk membahas pendapatan perusahaan pada Q4 2020, sebagaimana dilansir The Verge, Jumat (5/2/2021).
Sementara TikTok mengatakan memiliki 100 juta pengguna bulanan (hanya) di Amerika Serikat pada Juni 2020, dan aplikasi asal Tiongkok itu terus berkembang. Di sisi lain, aplikasi video pendek besutan Instagram, Reels, belum meraih pertumbuhan.
Advertisement
Snap menghabiskan banyak uang untuk mendongkrak popularitas Spotlight. Perusahaan bahkan berjanji untuk memberikan US$ 1 juta per hari kepada pembuat konten selama lebih dari sebulan untuk mengajak orang mengunggah video atau mengisi konten dengan hal-hal menyenangkan untuk ditonton.
Inisiatif ini tampaknya berhasil, di mana beberapa pembuat konten menganggap layanan ini sebagai cara cepat untuk menghasilkan banyak uang.
"Pembuat konten sekarang mengunggah rata-rata 175.000 video per hari," ungkap Spiegel.
Â
Fitur Masih Terbatas
Dari segi fitur, Spotlight masih jauh dari TikTok. Opsi penjelajahan masih terbatas, dan pengguna belum dapat me-remix suara atau mencoba video dance untuk lagu populer.
Itu adalah kedua fitur andalan yang mendorong TikTok terus berkembang pesat.
Perlu dicatat bahwa Snap memberikan angka dalam hal pengguna bulanan ketika perusahaan telah lama berfokus pada pengguna harian secara keseluruhan.
Itu menunjukkan bahwa penggunaan harian fitur ini lebih rendah, di mana seseorang yang membuka tab sekali pada Januari dianggap sebagai pengguna bulanan.
Snap saat ini memiliki 265 juta pengguna harian secara keseluruhan, naik dari 249 juta pada kuartal sebelumnya.
Advertisement
Snapchat Luncurkan Fitur Spotlight Si Pesaing TikTok
Kesuksesan TikTok membuat banyak perusahaan teknologi lain mengikuti langkah perusahaan Tiongkok ini dengan menghadirkan layanan serupa.
Salah satunya adalah Snapchat yang memutuskan untuk menghadirkan fitur terbaru bernama Spotlight.
Baca Juga
Ide awal dari Spotlight mirip dengan TikTok, di mana para pengguna bisa mengunggah video kocak ataupun konyol, terpisah dari video yang biasanya.
Mengutip laman BBC, Rabu (25/11/2020), Snapchat bahkan menawarkan bayaran senilai USD 1 juta (setara Rp 14,2 miliar) bagi para pengguna yang videonya viral. Hal ini merupakan salah satu upaya Snapchat untuk bisa bersaing dengan para kompetitornya.
Fitur Spotlight ini menggunakan algoritma untuk merekomendasikan unggahan yang memiliki engagement paling banyak untuk ditonton oleh penggunanya, sesuai dengan ketertarikan pengguna.
Snapchat menyebut, fitur ini mengusung "keamanan dan akun personal".
(Isk/Ysl)