Sukses

Instagram, TikTok, dan Twitter Jegal Hacker yang Curi Username Langka

Instagram, TikTok, dan Twitter telah menonaktifkan ratusan akun atau username langka yang dicuri hacker.

Liputan6.com, Jakarta - Instagram telah menonaktifkan ratusan akun yang dicuri, sebagai bagian dari operasi peretasan online untuk mendapatkan akses dan menjual nama pengguna (username) langka dan didambakan.

Baik TikTok dan Twitter juga mengambil tindakan serupa pada beberapa akun milik peretas yang sama. Demikian laporan The Verge dan pakar keamanan siber Brian Krebs, dikutip Jumat (5/2/2021).

Instagram sendiri telah membidik komunitas di OGUsers, sebuah situs web yang terkenal karena memperdagangkan username curian.

Website itu juga membantu memfasilitasi peretasan akun-akun ini melalui metode seperti pertukaran SIM, yaitu ketika hacker mendapatkan kendali atas nomor telepon seseorang dan menggunakannya untuk mengatur ulang kata sandi dan mengendalikan media sosial.

"Hari ini, kami menghapus ratusan akun yang terhubung ke anggota forum OGUsers. Mereka melecehkan, memeras, dan menyebabkan kerugian bagi komunitas Instagram, dan kami akan terus melakukan semua yang kami bisa untuk mempersulit mereka mendapatkan keuntungan dari nama pengguna Instagram," kata juru bicara Facebook kepada The Verge.

Pengumuman tersebut terbilang penting karena ini adalah pertama kalinya platform membagikan informasi secara publik terkait moderasi terhadap peretasan username.

 

2 dari 4 halaman

Instagram Rilis Fitur Baru untuk Cegah Konten Pengguna Dihapus Hacker

Awal pekan ini, Instagram merilis fitur baru yang memungkinkan orang memulihkan posting-an yang dihapus, jika peretas mengendalikan akun mereka dan menghapusnya.

Dikutip dari Ubergizmo, Rabu (3/2/2021), Instagram memperkenalkan fitur yang bisa melindungi pengguna dari pengambilalihan akun dan hacker.

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menyimpan kembali foto, video, reels, IGTV video, dan Stories yang dihapus secara tidak sengaja atau tanpa sepengetahuan pengguna.

Fitur itu hadir dalam bentuk "recently deleted" alias baru saja dihapus.

Lantas, bagaimana fitur ini dapat melindungi pengguna? Rupanya fitur ini baru berfungsi ketika pengguna telah berhasil mendapatkan kembali akun Instagram mereka yang sebelumnya diakses pihak lain.

Ketika mendapatkan kembali akun, pengguna bisa memulihkan hal-hal yang sudah dihapus, dengan asumsi konten tersebut dihapus belum lebih dari 30 hari.

3 dari 4 halaman

Minta Konfirmasi dari Pemilik Akun

Pasalnya, ketika pengguna mau menghapus konten secara permanen, Instagram kini akan meminta pengguna untuk mengkonfirmasi bahwa mereka adalah pemilik akun yang sah baik melalui email maupun SMS.

Dengan begitu, ketika peretas berhasil menebak username dan sandi Instagram seseorang, mereka tidak akan bisa menghapus konten pengguna tersebut secara permanen.

Tentu dengan asumsi smartphone atau email milik pengguna tetap berada di tangan pemiliknya.

4 dari 4 halaman

Kasus Penipuan Via Instagram Meningkat

Sebelumnya diberitakan, di Inggris, angka penipuan di Instagram meningkat lebih dari 50 persen sejak pandemi Covid-19.

Berdasarkan laporan Ubergizmo, Senin (1/2/2021), angka ini berdasarkan temuan dari Action Fraud, pusat pelaporan nasional kepolisian Inggris untuk penipuan dan kejahatan dunia maya.

Salah satu kisah penipuan terparah dialami oleh seorang pria yang kehilangan £17,000 atau setara Rp 326,8 juta.

Dilaporkan BBC, pria bernama Jonathan Reuben (24) ini jadi korban penipuan berkedok investasi bodong dari seseorang yang diikutinya di Instagram.

Reuben menceritakan, ia diyakinkan untuk mendaftar ke sebuah program investasi setelah mengikuti akun seseorang di Instagram. Orang tersebut mengklaim dirinya sukses setelah mengikuti program investasi serupa yang ditawarkan ke Reuben.

Bahkan dalam akun Instagram-nya, orang tersebut terus mengunggah foto mobil Maserati berwarna rose gold.

Reuben mulanya mendapatkan keuntungan dari investasi tersebut. Hal ini kemudian mendorongnya untuk berinvestasi lebih banyak lagi. Bukannya untung, Reuben malah kehilangan banyak uang gara-gara investasi bodong tersebut.

(Isk/Why)