Liputan6.com, Jakarta - Misi pertama Uni Emirat Arab untuk menjelalah Mars dilaporkan berhasil. Hal itu dipastikan setelah probe milik negara tersebut, Al Amal atau Hope dalam bahasa Inggris, berhasil memasuki orbit Mars.
Mengutip informasi CNET, Rabu (10/2/2021), keberhasilan Uni Emirat Arab ini membuatnya menjadi negara kelima yang berhasil melakukan pendaratan di Mars dan negara Arab pertama yang melakukannya.
Untuk bisa tiba di Mars, Al Amal diketahui telah menempuh perjalanan selama 200 hari dari Bumi. Nantinya, probe ini akan digunakan untuk mempelajari sejumlah hal tentang Mars, seperti atmosfer, cuaca, hingga musim.
Advertisement
Probe ini juga akan dipakai para peneliti untuk mempelajari mengenai cara energi dan partikel, seperti oksigen dan hidrogen bisa muncul di atmosfer Mars, bahkan keluar dari planet tersebut.Â
Tidak hanya itu, Al Amal juga akan mengambil gambar permukaan planet merah tersebut dalam resolusi tinggi.
"Dengan pencapaian luar biasa ini, kami bersiap untuk transisi ke orbit dan memulai pengumpulan data," tutur Project Director misi Al Amal, Omran Sharaf.
Baca Juga
Untuk diketahui, sebelum Uni Emirat Arab, negara lain yang berhasil menjalankan misi di Mars adalah Amerika Serikat, Uni Soviet, Agensi Ruang Angkasa Eropa, dan India.
Probe Al-Amal sendiri diluncurkan pada 19 Juli 2020 dari Tanegashima Space Center di Jepang. Namun misi perjalanan ke Mars sudah dipersiapkan Uni Emirat Arab sejak tujuh tahun lalu.
Rayakan Hari Jadi ke-50 Tahun UEA
Sebagai informasi, peluncuran pesawat luar angkasa pertamanya ini sangat penting bagi Uni Emirat Arab. Pemerintah bahkan menyusun proyek ambisius ini sejak 2014.
UEA ingin membuktikan bahwa mereka adalah negara yang mampu dan berdikari.
Terlebih, UEA ingin apa yang dilakukan bisa menginspirasi lebih banyak anak muda untuk berani mengeksplor diri mereka dalam ilmu pengetahuan.
Langkah UEA ini juga merupakan salah satu upaya selebrasi hari jadi negara yang ke-50 pada Desember 2021 mendatang.
Untuk memastikan Hope telah berada di orbitnya pada hari jadi UEA, tim Hope perlu meluncurkannya saat musim panas 2020. Pasalnya pada musim panas tahun lalu, Bumi dan Mars berada dalam posisi yang dekat, selama orbitnya mengelilingi Matahari.
Kesejajaran dua planet sendiri terjadi satu kali dalam tiap 26 bulan. Jadi, UEA harus meluncurkan Hope pada tahun ini.
Advertisement
Pimpinan Sains di Hope adalah Seorang Perempuan
Sebelumnya, diberitakan bahwa pimpinan sains di Hope merupakan seorang perempuan bernama Sarah Al Amiri. Selain ilmuwan, ia juga seorang menteri negara UEA.
Al Amiri juga merupakan wajah dari misi Hope ini.
Al Amiri pertama kali terlibat dengan Pusat Angkasa UEA, Mohammed Bin Rashid (MBRSC) --tempat pengembangan Hope-- sebagai software engineer dan kini ia ingin meyebarkan ketertarikannya pada bidang luar angkasa dalam skala yang lebih luas.
Perlu dicatat, 34 persen orang yang bekerja di proyek Hope adalah perempuan.
"Namun yang lebih penting kami memiliki paritas gender dalam tim ini. Semua peran wakil manajer proyek melapor ke Omran," kata Al Amiri.
(Dam/Ysl)