Liputan6.com, Jakarta - Edtech startup Cakap akan menerapkan teknologi Augmented Reality (AR) di video conference dalam peluncuran produk baru mereka Mandarin for Kids.
Pada praktiknya, Cakap menggandeng salah satu perusahaan teknologi Augmented Reality asal Indonesia, yakni AR&Co, yang merupakan bagian dari WIR Group.
Cakap menyebut kelas Mandarin for Kids ini diharapkan dapat menjadi alternatif untuk belajar bahasa Mandarin, termasuk bagi mereka yang hendak melanjutkan pendidikan ke China.
Advertisement
Baca Juga
Mandarin for Kids menggunakan metode live tutoring yang menghubungkan siswa dengan penutur bahasa Mandarin profesional. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbahasa Mandarin mereka secara efektif dan menarik melalui kelas ini.
"Anak-anak membutuhkan realita [objek nyata] dalam belajar karena konsep abstraknya belum berkembang. Hal ini semakin penting dalam bahasa yang memiliki acuan piktograf seperti Mandarin," ujar Yoshua Yanottama, Course Manager di Cakap.
Penggunaan teknologi AR, menurut Yoshua akan mampu memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga proses pembelajaran akan berjalan secara lebih baik.
Â
Pengalaman imersif
Yoshua juga menyebut pengalaman menggunakan AR dalam pembelajaran bahasa Mandarin akan menambah daya tarik dan mempermudah anak dalam menangkap materi pembelajaran, terutama di masa pandemi ini, di mana pengalaman imersif dalam belajar sangat terbatas.
Sementara itu, Juliwina, General Manager AR&Co menyatakan kerja sama dengan Cakap ini melibatkan teknologi digital reality dari produk yang mereka sebut ‘ISeeAR’.
"Ini akan memberi solusi dalam aneka tantangan dalam interaksi daring, bahkan menciptakan bentuk interaksi baru yang dalam dunia nyata pun belum ada," tutur Juliwina.
Senada, Michael Budi, CEO di WIR Group menuturkan bahwa kolaborasi ini merupakan sebuah langkah baru yang menarik bagi perusahaan.
"Kami berharap bahwa fitur terbaru dari unit AR&Co kami yaitu 'ISeeAR' dapat membantu orang tua dan anak untuk tetap termotivasi untuk belajar di rumah di tengah kejenuhan belajar online yang berkepanjangan ini," kata Michael.
Advertisement