Liputan6.com, Jakarta - ByteDance dilaporkan memiliki rencana untuk menjual aset TikTok di India. Informasi ini dketahui dari laporan Bloomberg beberapa waktu lalu.
Mengutip GSM Arena, Senin (15/2/2021), rencana ini muncul mengingat hubungan geopolitik maupun ekonomi antara India dan Tiongkok.
Menurut sumber anonim, aset TikTok di India ini akan dijual ke perusahaan dalam negeri yang diketahui menawarkan layanan serupa, yakni Glance.
Advertisement
Meski begitu, rencana penjualan ini sebenarnya cukup rumit. Sebab, baik India dan Tiongkok diketahui sama-sama memiliki regulasi yang cukup mengikat ditambah tensi kedua negara yang masih tinggi.
Kabarnya, pembicaraan dua perusahaan ini ikut melibatkan SoftBank. Alasannya, perusahaan investasi asal Jepang merupakan investor di perusahaan induk tiap produk, ByteDance pemilik TikTok dan InMobi sebagai pemilik Glance.
Baca Juga
Namun hingga kini, laporan menyebut rencana ini masih dalam tahap pembicaraan. Karenanya, belum dapat dipastikan apakah ByteDance benar-benar akan melepas aset bisnis TikTok di India.
Untuk diketahui, Glance merupakan startup yang memiliki layanan serupa TikTok. Layanan ini disebut berhasil mengisi kekosongan usai pemerintah India memblokir deretan aplikasi asal Tiongkok, termasuk TikTok.
Dijegal India, TikTok Mau Buka Kantor Pusat di Irlandia
Di sisi lain, setelah mengakui perusahaan memangkas sebagian karyawan di India dan diblokir 7 bulan lamanya, TikTok mengikuti langkah Huawei untuk berinvestasi dalam jumlah besar di Irlandia.
TikTok juga disebut-sebut akan membuka kantor pusat di negara tersebut.
Mengutip Gizchina, Senin (8/2/2021), perusahaan dilaporkan tengah mencari lokasi yang sesuai sebagai kantor pusat di Dublin.
Hingga saat ini, perusahaan telah mengidentifikasi lima lokasi yang mungkin dibangun sebagai kantor pusat barunya. Menurut laporan, kantor pusat ini akan menampung sekitar 2.000 karyawan.
Laporan yang sama menyebut, TikTok mencari lokasi dengan luas 18.580 meter persegi untuk kantor pusatnya.
Sebelumnya, Huawei dilaporkan akan berinvestasi dalam jumlah besar di Irlandia. Menurut laporan yang sama, sebelum akhir 2021, Huawei akan menggelontorkan investasi USD 80 juta untuk aktivitas riset dan pengembangan.
Berdasarkan keterangan orang dalam, TikTok berencana untuk merelokasi karyawannya ke kantor baru sebelum akhir 2021.
Namun, kapan tepatnya relokasi berlangsung masih belum diketahui. Hal ini karena dunia masih dalam masa pandemi Covid-19.
Tentunya, TikTok tidak bisa merelokasi ribuan pekerja ke kantor barunya, oleh karenanya kemungkinan TikTok akan merekrut ratusan karyawan baru.
Advertisement
Bukan Setop Beroperasi, TikTok Lakukan Pemangkasan Karyawan di India
Beberapa waktu lalu, TikTok juga menanggapi kabar hengkangnya perusahaan dari India. Sebelumnya, laporan Nikkei Asia menyebut TikTok menarik diri dari India, mengutip sumber yang mengaku dekat dengan perusahaan.
Kini dalam konfirmasi kepada The Verge, Rabu (3/2/2021), juru bicara TikTok mengatakan, TikTok memang melakukan pemangkasan karyawan di India, namun membantah detail laporan sebelumnya.
"Mengingat kurangnya umpan balik dari pemerintah tentang bagaimana menyelesaikan masalah (pemblokiran TikTok) dalam tujuh bulan ini, dengan kesedihan mendalam, kami telah memutuskan untuk mengurangi tenaga kerja kami di India," kata juru bicara Tiktok.
"Kami berharap mendapatkan kesempatan untuk meluncurkan kembali TikTok di India guna mendukung ratusan juta pengguna, seniman, narator, edukator, dan artis di sana," katanya.
Tak jelas berapa banyak karyawan yang dipertahankan oleh TikTok. Namun Nikkei melaporkan, sebagian besar karyawan lokal akan diberhentikan.
Perusahaan tidak menjelaskan ada berapa banyak karyawan asal India yang akan tetap tinggal.
India diketahui menjadi salah satu pasar besar bagi TikTok. Dilaporkan, 30 persen unduhan TikTok berasal dari India, per April 2020. Hingga Juni 2020, TikTok memiliki sekitar 167 juta pengguna di India.
TikTok sudah diblokir di India sejak 29 Juni 2020 atau sekitar 7 bulan lamanya.
(Dam/Ysl)