Liputan6.com, Jakarta - Laporan dari Gartner Predicts menyebutkan, pada 2021, lebih dari 75 persen perusahaan skala menengah dan besar akan mengadopsi strategi multicloud dan/atau hybrid IT.
Hal ini menunjukkan tren global yang sedang berlangsung, juga akan terjadi di Indonesia. Setidaknya, ada tiga tren yang mengubah cara perusahaan dalam membangun dan menggunakan aplikasi atau layanan aplikasi.
Baca Juga
Pertama, keinginan perusahaan untuk mengurangi kompleksitas pengelolaan, pembelian, dan pemeliharaan perangkat yang pada akhirnya mendorong perubahan infrastruktur dengan beralih dari data center berbasis appliance ke layanan berbasis cloud.
Advertisement
Software as a service (SaaS) merupakan cara baru bagaimana software di-deliver dan tetap bisa mendapatkan kelincahan dari suatu layanan yang mengubah capex menjadi opex dengan membayar layanan sesuai kebutuhan.
Kedua, selain infrastruktur, arsitektur dari aplikasi pun turut berubah, dari yang sebelumnya aplikasi berbasis monolitik menjadi berbasis microservices dan application programming interface (API).
API menghadirkan level baru perihal konektivitas dan sharing data antar-aplikasi, platform, struktur data, dan teknologi yang mendasarinya sehingga time-to-market bisa dilakukan sangat cepat.
Ketiga, organisasi membutuhkan solusi atau layanan yang dibangun dengan dasar framework Agile Development.
Maka dari itu dibutuhkan development lifecycle yang cepat dan integrasi berkelanjutan dengan Continuous Integration (CI) atau Continuous Deployment (CD) dan DevOps Development Cycle guna mendukung permintaan pelanggan dan bisnis yang berubah dengan sangat cepat.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Transformasi Digital
Dalam hal ini tranformasi digital membawa perubahan besar di berbagai aspek kehidupan dan mendorong perusahaan untuk menciptakan ide-ide baru yang sesuai tren dan kebutuhan pelanggan, serta dengan cepat meluncurkan ide tersebut ke pasar.
Perubahan ini diikuti pesatnya pertumbuhan data dan aplikasi untuk mendukung kinerja, yang harus selalu tersedia setiap saat dan terjamin keamanannya.
Hal ini tentunya menambah kompleksitas pengelolaan TI karena makin banyak aplikasi serta perangkat yang harus dipantau.
Perangkat infrastruktur yang berada di lingkungan perusahaan atau on-premises tentu harus terus di-update secara berkala guna menjamin tingkat keamanan dan ketersediaannya.
Multipolar Technology sebagai mitra resmi F5 di Indonesia mengambil inisiatif untuk memperkenalkan secara lebih dekat tentang layanan, kemampuan, dan pengalaman yang bisa diberikan solusi F5 Cloud Services.Â
Dalam webinar bertema 'How to Manage Risks in the Cloud', Director Hybrid Infrastructure Services Business PT Multipolar Technology Tbk, Yohan Gunawan, menilai F5 Cloud Services memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan efisiensi dan inovasi dengan pendekatan model opex.
"Dengan demikian, perusahaan cukup utilisasi resource atau layanan yang dibutuhkan, serta web application tetap aman dan bisa diakses," tutur Johan melalui keterangannya, Rabu (10/3/2021).Â
Advertisement
Manfaat Bagi Perusahaan
Solusi F5 Cloud Services terdiri dari kumpulan layanan/services di area network administration, security, dan application delivery berbasis native-cloud.
F5 Cloud Services diklaim menjadi solusi yang simpel, namun mumpuni dengan pendekatan yang berorientasi DevOps sehingga bisa memenuhi kebutuhan aplikasi modern saat ini.
Dengan F5 Cloud Services, solusi dari F5 yang sebelumnya hanya tersedia dalam bentuk hardware kini bisa dinikmati dengan konsep SaaS yang dibangun menggunakan model self-service atau pay-as-you-go (bayar hanya yang digunakan saja).
Sementara proses implementasi bisa dilakukan dengan cepat karena berbasis cloud, lengkap dengan dashboard yang memudahkan untuk melihat jenis dan jumlah serangan di web application.
Manfaat yang didapat perusahaan adalah berkurangnya kompleksitas pengelolaan infrastruktur, high availability yang terjamin (web application tetap bisa diakses kapan saja dan di mana saja), dan tentunya efisiensi biaya.
(Isk/Ysl)