Sukses

PANDI Presentasi Program Digitalisasi Aksara Nusantara di Konferensi UNESCO

UNESCO diketahui baru saja mengundang PANDI untuk memaparkan program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN) di Paris.

Liputan6.com, Jakarta PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) baru saja mendapatkan undangan dari UNESCO. Dalam undangan tersebut, PANDI diundang untuk melakukan pemaparan konsep program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN).

Lewat keterangan resmi yang diterima dari PANDI, Jumat (12/3/2021), undangan tersebut diketahui diterima pada 3 Maret 2021 tersebut. Adapun pemaparan tersebut rencananya akan dilakukan pada pertengahan November 2021 dan berlokasi di Paris, Prancis.

Sebagai informasi, UNESCO memang akan mengadakan konferensi umum yang diikuti berbagai negara menjelang akhir 2021. Kegiatan itu berisi laporan tentang implementas atau pencapaian terkait rekomendasi bidang pendidikan, budaya, dan salah satunya terkait rekomendasi bahasa daerah.

Menurut Advisor for Communication and Information UNESCO, Dr. Ming-Kuok Lim, agenda tersebut sangat relevan dengan PANDI yang sedang menggaungkan program MIMDAN. Karenanya, program tersebut dapat diperkenalkan lebih luas ke dunia internasional melalui konferensi ini.

"UNESCO membantu memberikan informasi tentang diskusi dengan PANDI mengenai Bahasa Asli Indonesia (Aksara Nusantara), dan menanyakan bagaimana bisa menghadirkannya di konferensi umum. UNESCO akan mencari cara dan informasi agar PANDI bisa memberikan laporannya secara langsung," tutur Ming pada PANDI.

Konferensi umum UNESCO sendiri mengakui pentingnya mempromosikan multibahasa dan akses yang adil ke informasi maupun pengetahuan, terutama di domain publik. Ming mengatakan, UNESCO juga akan berperan utama dalam mendorong akses ke informasi untuk multibahasa dan keragaman budaya di jaringan informasi global.

2 dari 3 halaman

Koordinasi dengan Kemkominfo dan Kemenlu

Tidak hanya itu, UNESCO akan mengajak pula negara anggotanya mendukung pengembangan informasi multikultural. Sebagai tindak lanjut dari undangan ini, UNESCO juga telah mengirimkan surat ke PANDI agar bisa berkomunikasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) maupun Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

Hal itu perlu dilakukan agar PANDI bisa mengatahui cara mengirimkan informasi yang dapat dilaporkan saat konferensi umum UNESCO tahun ini.

"Meski birokrasi di setiap negara sedikit berbeda, mungkin PANDI dapat berkomunikasi dengan Kemkominfo tentang proses yang dilakukan PANDI dalam mempromosikan dan melakukan digitalisasi bahasa Indonesia asli (aksara Nusantara) yang harus dilaporkan kembali ke konferensi umum," ujar Ming menutup pernyataannya.

Di sisi lain, koordinator penghubung antara PANDI dan UNESCO, Alicia Nabilla mengatakan saat ini PANDI juga telah berkoordinasi dengan pihak Kemkominfo. Menurut Alicia, saat ini pihaknya bersama Kemkominfo tinggal mengatur agenda pembahasan teknis, sebelum berkoordinasi dengan Kemenlu.

3 dari 3 halaman

PANDI Geber Digitalisasi Naskah Kuno Nusantara

Seperti diketahui, Indonesia memiliki kekayaan manuskrip yang sangat beragam, mulai dari aksara, bahasa, hingga tradisi. Upaya pelestarian berupa preservasi dan konservasi sedang giat dilakukan oleh sejumlah lembaga maupun perorangan.

Digitalisasi merupakan salah satu upaya preservasi dengan mengalihmediakan manuskrip ke dalam format digital untuk kemudian disajikan secara daring dengan akses terbuka.  

Salah satu kegiatan digitalisasi yang tengah digalakkan yaitu program Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (Dreamsea).

Program ini bertujuan untuk mendigitalisasi naskah kuno di Asia Tenggara, khususnya terhadap manuskrip-manuskrip yang disimpan oleh masyarakat Indonesia.

Mengutip siaran pers yang Tekno Liputan6.com terima, Selasa (9/3/2021), kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Centre for the Study of Manuscript Cultures (CSMC) University of Hamburg atas dukungan lembaga filantropis Arcadia Fund.

Sinergi tersebut dituangkan dalam acara Webinar Series on Indonesian Digitised Manuscripts ke-4 dengan tema "Manuskrip dan Digitalisasi Aksara Nusantara".

Para narasumber yang akan berbagi informasi dalam webinar ini merupakan tokoh inspiratif dalam bidang pelestarian manuskrip dan aksara Nusantara.

Antara lain Prof. Dr. Oman Fathurahman (Principal Investigator Dreamsea, Pengampu NGARIKSA), Dr. Munawar Holil, M.Hum. (Ketua Umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara), Prof. Dr. Yudho Giri Sucahyo (Ketua Dewan Pengurus PANDI), dan Andi Alfian Mallarangeng, Ph.D. (Pembina Yayasan Lontaraq Nusantara).

(Dam/Why)