Liputan6.com, Jakarta - US Patent and Trademark Office mengumumkan sejumlah paten teknologi baru yang dimiliki oleh Apple. Ada tiga paten yang diperoleh Apple terkait dengan teknologi untuk meningkatkan masa pakai baterai.
Mengutip Gizchina, Senin (15/3/2021), paten itu menjelaskan konsep ekspansi kapasitas baterai, mengurangi ukuran perangkat, dan teknologi yang mendeteksi pengembangan baterai.
Dengan paten-paten di atas, teknologi baterai Apple akan membuat perangkat menjadi lebih mudah dibawa kemana pun sekaligus memastikan keamanan pengguna.
Advertisement
Baca Juga
Pada salah satu paten mengenai elektroda positif dan negatif baterai, Apple secara khusus menyebut bahwa paten ini dikembangkan perusahaan bersama Departemen Energi AS. Artinya, pemerintah AS memiliki hak tertentu atas paten tersebut.
Perusahaan berbasis di Cuptertino, AS, itu menggunakan lapisan yang meningkatkan voltase rata-rata dan kepadatan energi untuk meningkatkan kinerja baterai.
Apple dan Departemen Energi AS telah mengembangkan kombinasi bahan pelapis permukaan dan katoda lithium-ion.
Mau Dipakai untuk iPhone
Menurut Apple penggunaan lithium-ion oksida yang mengandung lantanum dan titanium sebagai pelapis memiliki keunggulan.
Apple menyebut, penggunaan lithium mengandung lantanum dan titanium lebih baik dari oksida kobalt atau lapisan alumina konvensional.
Teknologi ini juga dinilai memiliki tegangan rata-rata yang lebih tinggi serta tingkat penyimpanan energi yang lebih tinggi guna meningkatkan kesehatan baterai.
"Apple diyakini akan menggunakan teknologi ini untuk iPhone, iPad, iPod, Apple Watch, layar, Apple TV, Mac, dan aksesori lainnya," tulis Gizchina.
Advertisement
Baterai Diperbesar
Paten lain yang dimiliki Apple, terkait kotak baterai logam kecil. Dalam penjelasan paten dijelaskan, sistem baterai untuk penempatan di sekitar komponen internal.
Sistem baru ini memungkinkan penggunaan baterai yang lebih besar di perangkat tanpa merusak komponen-komponen.
Paten ketiga adalah solusi untuk mendeteksi dan mengurangi baterai yang mengembung. Paten ini bisa diterapkan di sebuah mobil ataupun smartphone. Tujuannya adalah untuk memastikan keamanannya, caranya dengan melihat apakah ada tonjolan pada aki atau tidak.
Setelah sistem mendeteksi tonjolan baterai, sensor akan menemukan masalah. Misalnya resonansi akustik, gangguan cahaya, kontak fisik, ataupun tekanan.
Selanjutnya sistem memutuskan bagaimana memperlambat atau mencegah perluasan lebih lanjut. Hal ini berarti, sistem tersebut mendukung pengoptimalan baterai secara otomatis.
(Tin/Why)