Sukses

Merger Gojek-Tokopedia Bikin Shopee Was-Was?

Para analis menyebutkan bahwa merger Gojek-Tokopedia menjadi langkah penting untuk memperkuat posisi Tokopedia melawan Shopee.

Liputan6.com, Jakarta - Gojek dan Tokopedia dikabarkan makin dekat dengan keputusan merger. Laporan dari D-Insight menyebut keduanya telah menandatangani conditional sales and purchase agreement (CSPA) atau perjanjian jual beli bersyarat, dengan kepemilikan Gojek dan Tokopedia akan dialokasikan pada pembagian 60/40.

Harapannya, entitas hasil gabungan tersebut akan tercatat pertama kali di Bursa Efek Indonesia, diikuti listing di Amerika Serikat.

Para analis menyebutkan bahwa merger Gojek-Tokopedia menjadi langkah penting untuk memperkuat posisi Tokopedia melawan Shopee, yang terus mengikis pangsa pasar Tokopedia.

Berdasarkan survei iPrice, Shopee telah melampaui Tokopedia sebagai pemimpin pasar sejak kuartal keempat tahun 2019.

Sejumlah pengamat yang lebih optimis percaya bahwa entitas gabungan Gojek dan Tokopedia akan menjadi penantang kuat bagi Sea Group (Sea Limited/induk dari Shopee), yang telah menikmati kenaikan saham pesat selama setahun terakhir.

Menurut Pengamat Teknologi dan Informatika (TI), Heru Sutadi, konsolidasi antara Gojek dan Tokopedia akan memperkuat ekosistem yang sudah ada serta membangun hal-hal yang sebelumnya belum dimiliki oleh kedua belah pihak.

"(Dengan konsolidasi) kekurangan Gojek akan terjawab oleh Tokopedia dan sebaliknya. Misalnya, dengan konsolidasi, Tokopedia bisa saja menjadi startup decacorn," ujar Heru.

Keuntungan lain yang didapatkan dari konsolidasi Gojek dan Tokopedia adalah sistem pembayaran Gopay yang mungkin akan menguasai.

 

2 dari 3 halaman

Posisi Shopee

Tetapi apakah ini realistis? Melihat lebih dekat pada dinamika persaingan, Sea Limited selaku induk Shopee tidak was-was dengan merger tersebut.

E-commerce pada dasarnya adalah bisnis yang "membakar" uang, dan kepemimpinan pasar biasanya berujung kepada siapa pun yang memiliki kapitalisasi lebih baik.

Dalam hal ini, Shopee punya posisi yang lebih kuat untuk bersaing karena mereka dapat mengandalkan sumber dana tak terbatas dari Sea Group, yang didukung pula dengan sumber dana Garena. Demikian seperti dikutip dari Tech In Asia, Selasa (16/3/2021).

Tokopedia, melalui merger, mungkin mencari dukungan dana dari Gojek atau akhirnya akan IPO, tetapi Gojek juga menghadapi pesaing yang tangguh dan terdanai dengan baik di Grab.

Di sisi lain, laporan MomentumWorks yang diterbitkan pada Januari menyebutkan pangsa pasar gross merchandise value (GMV) pengiriman makanan GrabFood di Indonesia sebesar 53 persen vs Gojek 47 persen.

Sementara itu, dalam riset yang dilakukan lembaga survei CLSA, mayoritas atau 35 persen masyarakat Indonesia lebih memilih GoFood dan sebesar 20 persen memilih GrabFood.

 

3 dari 3 halaman

Berjuang dan Bersaing

Pada dasarnya, lanskap persaingan akan tetap sama. Tokopedia harus terus berjuang melawan Shopee dan Lazada di ranah e-commerce, sedangkan Gojek akan terus bersaing dengan Grab dalam hal ride-hailing dan food delivery, serta dengan OVO, ShopeePay, dan LinkAja dalam pembayaran digital.

Sea Group mungkin akan merasa khawatir jika Gojek dan Tokopedia memiliki dominasi di Indonesia, pasar 267 juta orang dan sejauh ini terbesar di Asia Tenggara. Akan tetapi, dominasi itu jauh dari jaminan.

Baik Tokopedia maupun Gojek tidak memiliki posisi yang substansial di luar Indonesia, setidaknya untuk saat ini. Tokopedia tidak dikenal di luar Indonesia, dan akan sulit bersaing dengan pemain e-commerce lain seperti Shopee, Lazada, dan AliExpress, bahkan dengan merger yang berhasil.

Artikel Tech in Asia baru-baru ini juga menyebutkan Gojek Singapura menghabiskan US$ 141 juta pada tahun pertama operasinya, tetapi hanya meraih pangsa pasar 3,6 persen, berdasarkan analisis ABI Research.

 

Video Terkini