Liputan6.com, Jakarta - NASA banjir pujian setelah sukses melakukan sejumlah tes mesin pada roket Space Launch System (SLS), roket yang akan membawa sejumlah astronaut terbang ke Bulan pada 2024 dalam proyek Artemis.Â
Roket Space Launch System yang lulus sejumlah tes tersebut merupakan besutan perusahaan dirgantara Boeing.
Baca Juga
Jika proyek Artemis benar-benar dilaksanakan pada 2024, proyek ini akan membawa kembali astronaut AS ke Bulan setelah perjalanan terakhir sekitar setengah abad lalu.
Advertisement
Mengutip laman Reuters, Minggu (21/3/2021), NASA mensimulasikan peluncuran roket tersebut dengan menembakkan mesin tahap inti roket Space Launch System, ketika roket ini berlabuh di menara Stennis Space Center di Mississippi.
Empat mesin RS-25 meraung dan hidup selama 80 menit pengujian dan memenuhi daerah sekitarnya dengan asap putih.
Terlihat dari video streaming yang ditayangkan NASA, setelah mesin mati, karyawan NASA bertepuk tangan dan bersorak, tanda bahwa tes ini berhasil.
Tidak hanya itu, banyak perusahaan kedirgantaraan memberi selamat kepada NASA untuk tes roket Space Launch System yang berhasil dilaksanakan.
Kesuksesan untuk Boeing
Keberhasilan tes roket Space Launch System juga merupakan kemenangan bagi Boeing setelah beberapa kali mengalami kemunduran. Boeing sebelumnya kalah dalam lelang kapsul kru Starliner. Lelang ini dimenangkan oleh SpaceX.
Starliner sendiri menjadi kapsul yang membawa astronaut AS ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Tes sebelumnya yang berlangsung pada Januari 2021 sempat gagal dilakukan karena mesin mati setelah sempat menyala selama satu menit. Para engineer NASA pun kekurangan mengumpulkan data yang cukup.
Â
Advertisement
Terbangkan Astronaut ke Bulan Pada 2024
Dengan berhasilnya tes, roket Space Launch System diharapkan untuk dikirim ke Kennedy Space Center di Florida untuk diintegrasikan dengan pesawat ruang angkasa Orion milik Lockheed Martin Corp.
Perlu diketahui, NASA bermaksud mengirim pesawat ruang angkasa tanpa awak untuk mengorbit Bulan pada November ini dan membawa astronot AS kembali ke Bulan pada 2024.
Kendati demikian, proyek SLS ini terlambat tiga tahun dari jadwal dan menelan dana USD 3 miliar lebih besar dari yang dianggarkan.
Sebelumnya, menurut dua orang yang mengaku paham dengan masalah ini, Presiden AS Joe Biden telah menunjuk mantan senator Demokrat sekaligus astronot Bill Nelson untuk menjalankan NASA.
(Tin/Isk)