Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi investasi reksa dana Bibit baru saja mengumumkan kerja sama dengan GoPay. Melalui kerja sama ini, keduanya meluncurkan fitur terbaru yakni Autodebit dengan GoPay AutoPay.
Sesuai namanya, fitur ini memungkinkan pengguna Bibit menjadwalkan pembelian investasi reksadana secara otomatis melalui pemotongan saldo GoPay. Pengguna dapat mengatur investasi rutin bulanan, mingguan, hingga harian tanpa dikenakan biaya transfer.
"Dengan adanya fitur GoPay AutoPay, pengguna tidak perlu ribet lagi atau lupa investasi rutin. Mareka bisa fokus dengan kegiatan sehar-hari karena investasi sudah secara otomatis di aplikasi Bibit," tutur CEO Bibit, Sigit Kouwagam, dalam keterangan resmi, Kamis (25/3/2021).
Advertisement
Sebagai informasi, sejak awal pandemi, GoPay mencatat adanya peningkatan animo pengguna yang memakai layanannya untuk berinvestasi. Bahkan, peningkatan itu tercatat mencapai tujuh kali lipat selama kurun waktu tersebut.Â
Baca Juga
"Kami harap dengan hadirnya fitur ini masyarakat dapat semakin merasakan praktisnya berinvestasi, sehingga lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang aktif berinvestasi di pasar modal demi perencanaan keuangan lebih baik," tutur Head of Marketing GoPay, Fibriyani Elastria.
Untuk mulai memanfaatkan fitur ini, pengguna tinggal membuka aplikasi Bibit dan klik Nabung Rutin di laman Home. Setelahnya, pengguna dapat memilih metode pembayaran GoPay AutoPay dan nantinya saldo akan dipotong otomatis sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
Startup Aplikasi Reksa Dana Bibit Raih Pendanaan Rp 418 Miliar
Di sisi lain, Bibit diketahui telah meraih pendanaan senilai USD 30 juta atau sekitar Rp 418 miliar dari Sequoia Capital India pada awal tahun ini. Putaran pendanaan ini juga melibatkan beberapa investor lainnya seperti East Ventures, EV Growth, AC Ventures and 500 Startups.
Pascapendanaan Bibit akan mengembangkan layanan untuk mendorong investor pemula di Indonesia untuk mulai berinvestasi.
Startup yang merupakan pelopor teknologi Robo Advisor ini menawarkan kemudahan berinvestasi sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi pengguna. Pendekatan ini sangat cocok bagi pengguna Bibit yang 90 persen merupakan investor millenial.
Direktur Utama Bibit, Sigit Kouwagam menyatakan jumlah pengguna aplikasi bibit naik drastis menjadi lebih dari 1 juta SID selama setahun terakhir.
Pencapaian itu, kata Sigit, antara lain disebabkan oleh meningkatnya kesadaran dan edukasi yang diberikan kepada investor pemula untuk menabung rutin setiap bulan secara konsisten. Selain itu, prinsip manajemen keuangan pribadi yang baik juga mulai menjadi pertimbangan pengguna.
"Secara global kami melihat konsumen mulai memindahkan tabungan mereka dari produk dengan yield rendah seperti emas dan properti dan beralih kepada produk finansial dengan yield lebih tinggi," ujar Rohit Agarwal, VP di Sequoia Capital India
Di Indonesia, menurut Rohit, Bibit dapat menjadi platform investasi yang dapat membantu jutaan masyarakat Indonesia berinvestasi secara optimal.
Advertisement
Pertumbuhan di segmen investor ritel
Sementara Willson Cuaca, Co-founder dan Managing Partner di East Ventures menyoroti pertumbuhan Stockbit dan Bibit yang sangat tinggi di segmen investor ritel.
"Pertumbuhan nilai transaksi naik lebih dari 10 kali lipat pada tahun 2020. Kami yakin pendanaan ini akan mendorong pertumbuhan Stockbit dan memperkuat posisi mereka sebagai platform investasi terdepan di Indonesia," kata Willson.
Stockbit merilis Bibit pada Januari 2019 yang pada mulanya berawal dari sebuah platform komunitas investasi untuk saling bertukar ide dan berita saham secara real-time. Sebagai bagian dari Stockbit Group, Bibit ingin membantu investor pemula mulai investasi secara mudah.
(Dam/Ysl)