Liputan6.com, Jakarta - The Harris Federation, yang menjalankan 50 sekolah dasar dan menengah di London, Inggris, menyebut para siswa tidak dapat mengakses e-mail mereka karena ransomware. Akibatnya, sejumlah 37 ribu siswa di beberapa sekolah kehilangan akses.
Dia mengatakan, pihaknya telah melakukan penghentian e-mail sementara untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pasalnya, data yang berada di sistem telah dienkripsi dan disembunyikan oleh pelaku.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari BBC, Selasa (30/3/2021), pada pekan lalu, Pusat Keamanan Cyber Nasional (NCSC) mengeluarkan peringatan bahwa peretas menargetkan sekolah.
"Kami setidaknya merupakan perwalian keempat yang menjadi target pada Maret," kata sebuah pernyataan di situs web The Harris Federation.
Dia menyebut serangan ransomware ini sangat canggih yang berdampak signifikan pada lembaga yang dia jalankan.
“Namun, akan membutuhkan waktu untuk mengungkap detail pasti dari apa yang telah atau tidak terjadi, dan untuk menyelesaikannya,” tambahnya.
Nonaktifkan Perangkat
Perangkat apa pun yang diberikan kepada para siswa juga telah dinonaktifkan.
Namun, sekolah baru-baru ini kembali ke pembelajaran tatap muka sebagai bagian dari pelonggaran lockdown, yang berarti siswa masih dapat menghadiri kelas.
Namun, tidak dijabarkan informasi atau data apa yang telah terdampak. Perwalian pun bekerja sama dengan sebuah firma khusus konsultan teknologi dunia maya, Badan Kejahatan Nasional, dan NCSC untuk menyelesaikan masalah tersebut.
NCSC mengatakan telah memperingatkan sektor pendidikan atas ancaman signifikan yang ditimbulkan serangan ransomware. Selain itu mereka juga mendesak sekolah dan perguruan tinggi untuk melindungi diri mereka secara online.
Advertisement