Sukses

Grab Fokus Tambah Titik Temu di Pasar Tradisional dan Residensial

Country Lead of Map Operations Grab Indonesia, Ariek Wisnu Wibisono.menuturkan Grab akan terus meningkatkan POI yang ada di layanannya.

Liputan6.com, Jakarta - Grab telah lama menghadirkan fitur POI (Point of Interest) untuk meningkatkan layanan bagi para penggunanya. Dengan fitur ini, pengguna Grab dipermudah untuk bertemu dengan mitra driver.

Grab pun berencana untuk terus meningkatkan jumlah POI yang ada di layanannya tahun ini. Country Lead of Map Operations Grab Indonesia Ariek Wisnu Wibisono menuturkan ada dua area yang akan menjadi fokus perusahaan di tahun ini.

"Fokus POI kami di tahun ini salah satunya adalah pasar tradisional. Dengan cara ini, selain membantu UMKM yang ada di sekitar pasar, kami juga ingin membantu pengguna yang mungkin tidak bisa keluar untuk mendapatkan kebutuhannya," tuturnya dalam media roundtable.

Dia menuturkan, kehadiran POI di pasar tradisional ini sekaligus mendukung layanan GrabAssistant yang diluncurkan Grab tahun lalu. Untuk diketahui, GrabAssistant adalah layanan yang memungkinkan pengguna membeli kebutuhannya dari berbagi lokasi pada mitra pengemudi.

Berdasarkan data terakhir, ada lebih dari 7.000 titik pasar tradisional yang sudah terjangkau dalam layanan ini. Karenanya di tahun ini, Grab akan terus menambah jumlah POI di layanannya. 

Selain pasar tradisional, menurut Ariek, Grab juga akan fokus menambah titik-titik pelaku UMKM atau merchant. Hal ini diharapkan dapat membantu para pelaku UMKM mendapatkan pesanan dan menumbuhkan kembali ekonomi.

"Di tahun ini, kami juga berencana mengumpulkan data titik di residensial, mengingat di Indonesia terbilang heterogen," tutur Ariek. Seperti diketahui, penomoran atau alamat di sejumlah wilayah Indonesia memang masih berbeda-beda.

Ariek menuturkan, ada wilayah yang penomoran alamatnya sudah jelas, tapi ada pula yang wilayah dengan nomor atau bahkan nama jalan yang belum jelas. Untuk itu, Grab berencana bisa mendapatkan titik residensial sebanyak-banyaknya.

"Karena tidak jarang, ada pengguna yang terpaksa menggunakan titik alamat tetangganya, sebab alamatnya memang belum tercakup dalam pemetaan kami," ujarnya menjelaskan.

2 dari 3 halaman

Kehadiran Tim Pemetaan Internal di Grab

Sebagai informasi, Grab memang diketahui memiliki tim pemetaan internal. Ariek menuturkan, kehadiran tim ini merupakan upaya Grab yang berorientasi pada kepuasaan pelanggan.

"Dengan adanya tim pemetaan sendiri, kami bisa memiliki kontrol terhadap kondisi di luar sana sekaligus mengembangkan inovasi secara langsung," ujarnya menjelaskan.

Sebagai contoh, Ariek menuturkan dengan tim pemetaan internal saat adanya pembatasan mobilitas, Grab bisa langsung melakukan penyesuaian. Terlebih, perubahan di setiap daerah dapat berbeda-beda.

"Dengan tim pengembangan ini, kami bisa menumbuhkan nilai hyperlocal di setiap daerah, sebab masing-masing daerah memiliki ciri-ciri tertentu dan kami bisa melakukan approach yang tepat sasaran," tuturnya. 

Untuk itu, Grab memiliki program yang memungkinkan mitra pengemudi atau pengguna untuk memberikan umpan balik mengenai suatu wilayah. Harapannya, program ini akan meningkatkan keakuratan pemetaan dalam sistem. 

3 dari 3 halaman

Kiprah Ariek di Grab Indonesia

Sekadar informasi, Ariek sendiri sebelum bergabung di Grab sebenarnya merupakan mitra pengemudi. Dia bergabung di Grab sebagai mitra pada sekitar 2017, setelah sempat menganggur akibat pengurangan karyawan di kantor sebelumnya.

Dia menceritakan saat itu layanan Grab belum seperti sekarang. Salah satu yang masih membuat pengguna maupun mitra pengemudi kesulitan adalah titik pertemuan belum banyak tersedia.

Setelahnya, Grab diketahui membuka peluang untuk menjadi map operator. Mengingat latar belakangnya di bidang pemetaan, dia pun memutuskan untuk mendaftar di divisi tersebut dan akhirnya diterima.

Usai diterima, dia pun mencurahkan pengalaman sebagai mitra pengemudi untuk bisa mengembangkan sistem pemetaan yang baik, sehingga memudahkan dan adil bagi para mitra maupun pengguna.

(Dam/Isk)Â