Liputan6.com, Jakarta - Setahun pandemi berlangsung, perusahaan dan pekerja mulai bisa beradaptasi dengan pola kerja baru. Perusahaan mulai bisa beradaptasi mengelola lingkungan kerja agar tetap produktif meski pekerja bekerja dari rumah (WFH).
Presiden Direktur Telkomtelstra, Erik Meijer mengatakan, pandemi telah berdampak pada bisnis dan kehidupan pekerja.
Baca Juga
Pergerakan Independen Alex Kuple dalam Bermusik, Ogah Bergantung pada Major Label Berkat Kedekatan dengan Musisi Indie
Mendagri Tito Karnavian Beberkan Alasan Yogyakarta Tetap Naik Pertumbuhan Ekonomi saat Pandemi Covid-19
Pandemi Adalah Wabah Global, Pahami Ciri-Ciri, Cara Menghadapi, serta Bedanya dengan Endemi dan Epidemi
Jika dulu pekerja bisa mengatur antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, saat pandemi aktivitas fisik di kantor beralih menjadi kerja virtual dari rumah (WFH).
Advertisement
Erik mengatakan, banyak generasi muda yang resah saat bekerja di masa pandemi.
Pasalnya milenial merasa bekerja di rumah tidak produktif karena kurang mendapatkan bimbingan dari atasan pasalnya komunikasi dilakukan dengan teknologi, bukan secara face-to-face.
"Teknologi ini bisa sangat membantu tapi kalau tidak diterapkan dengan baik bisa juga menjadi hambatan,” kata Erik.
Rektor Mahakarya Asia University, Ferro Ferizka Aryananda mengatakan, para pekerja harus memanfaatkan teknologi untuk mengitegrasikan kehidupan pribadi dan pekerjaan. Karena, transformasi digital akan mendukung pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien.
Adopsi Teknologi Jadi Kunci
"Kita sudah bekerja di rumah lebih dari satu tahun, kita akan kembali ke kantor, walaupun ada vaksin kondisinya tetap tidak akan sama, sebagian kerja di rumah sebagian di kantor sehingga harus transformasi digital," tuturnya.
Ia menekankan teknologi memang harus diadopsi agar proses bisnis menjadi lebih efisien. Ia mengingatkan, bekerja di rumah harus dibarengi dengan kultur.
"Bekerja di kantor dulu dilakukan secara teratur, namun saat pandemi kapanpun bisa ada meeting hingga lupa waktu, tanpa adanya kultur yang baik, orang bisa menjadi stres," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pekerja Indonesia perlu mengenali potensi diri dan menyesuaikan teknologi dengan kebutuhan yang ada.
Sementara Service Solution Architect Tesltra Dhany Soepardi mengakui, tidak adanya jam kerja membuat pekerja tidak memiliki waktu pribadi dan waktu bersama keluarga. Belum lagi, kesendirian juga menghinggapi karena minimnya interaksi fisik atau bertatap muka langsung dengan rekan kerja.
Advertisement
Fokus ke Satu Hal Baru ke Hal Lain
Terkait hal tersebut, psikolog Klinis Tara de Thouars menjelaskan, saat pandemi, para pekerja tidak bisa menghindari bercampurnya waktu kerja dengan waktu pribadi.
Menurutnya, pekerja dipaksa untuk mengurus sesuatu secara bersamaan padahal tidak semua orang bisa beradaptasi dengan baik.
"Untuk mengatai kehidupan yang rumit, tidak cukup membagi waktu karena ritme kerja berubah, tetapi perlu mengelola lingkungan kerja dari rumah untuk menciptakan integrasi kehidupan yang lebih baik," katanya.
Ia pun memberikan trik agar kehidupan pekerjaan dan pribadi tetap berjalan dengan baik ketika sedang WFH. "Kuncinya kita sepenuhnya harus hadir dan fokus pada apapun tugas yang sedang dilakukan, setelah selesai baru pindah ke hal yang lain," katanya.
(Tin/Ysl)