Liputan6.com, Jakarta - NASA akhirnya memilih SpaceX sebagai menjadi penyedia wahana ruang angkasa dalam misi ke Bulan. SpaceX yang dipimin Elon Musk berhasil menyingkirkan Blue Origin besutan Jeff Bezos dan kontraktor pertahanan Dynetics.
Dikutip dari The Guardian, Minggu (18/4/2021), SpaceX akan menerima kontrak senilai US$ 2,9 miliar atau sekitar 42 triliun untuk membangun wahana pendaratan di Bulan sebagai bagian dari awal proyek Artemis.
Sebagai informasi, proyek Artemis merupakan misa NASA kembali ke Bulan untuk pertama kalinya sejak misi terakhir Apollo dilakukan pada tahun 1972.
Advertisement
"Proyek pendaratan di Bulan atau Artemis ini merupakan bagian penting dari strategi Bulan-ke Mars kami," tutur salah satu administrator NASA Steve Jurczyk.
Pengumuman ini juga menjadi kali pertama NASA bekerja sama dengan kontraktor tunggal sistem pendaratan manusia di ruang angkasa.
Alasannya, badan antariksa Amerika Serikat itu kerap bekerja sama dengan setidaknya dua kontraktor untuk antisipasi. Namun kali ini, anggaran disebut menjadi pertimbangan NASA hanya mengontrak SpaceX.
Baca Juga
Adapun proyek Artemis kali ini juga mencakup Sistem Peluncuran Ruang Angkasa, roket peluncur paling kuat, dan pesawat Orion untuk mengangkut awak.
Tidak hanya itu, SpaceX juga akan menyertakan sistem pendaratan Starship yang saat ini masih dikembangkan.
Dalam proyek Artemis ini, NASA berencana untuk mendaratkan awak perempuan pertama dan orang berwarna pertama ke Bulan.
NASA Rampungkan Sejumlah Tes Pada Roket yang akan Bawa Manusia ke Bulan
Padahal sebelumnya, NASA banjir pujian setelah sukses melakukan sejumlah tes mesin pada roket Space Launch System (SLS), roket yang akan membawa sejumlah astronaut terbang ke Bulan pada 2024 dalam proyek Artemis.Â
Roket Space Launch System yang lulus sejumlah tes tersebut merupakan besutan perusahaan dirgantara Boeing.
Jika proyek Artemis benar-benar dilaksanakan pada 2024, proyek ini akan membawa kembali astronaut AS ke Bulan setelah perjalanan terakhir sekitar setengah abad lalu.
Mengutip laman Reuters, Minggu (21/3/2021), NASA mensimulasikan peluncuran roket tersebut dengan menembakkan mesin tahap inti roket Space Launch System, ketika roket ini berlabuh di menara Stennis Space Center di Mississippi.
Advertisement
Uji Coba NASA
Empat mesin RS-25 meraung dan hidup selama 80 menit pengujian dan memenuhi daerah sekitarnya dengan asap putih.
Terlihat dari video streaming yang ditayangkan NASA, setelah mesin mati, karyawan NASA bertepuk tangan dan bersorak, tanda bahwa tes ini berhasil.
Tidak hanya itu, banyak perusahaan kedirgantaraan memberi selamat kepada NASA untuk tes roket Space Launch System yang berhasil dilaksanakan.
(Dam/Isk)