Liputan6.com, Jakarta - Grab baru saja mengumumkan rencana go public di bursa saham Amerika Serikat (AS) NASDAQ melalui kolaborasi dengan special purpose acquisition company (SPAC) dengan Altimeter Growth Corp (investor ternama di AS), senilai US$ 39,6 miliar atau sekitar Rp 576 triliun.
Angka tersebut memecahkan rekor penawaran ekuitas dari perusahaan Asia Tenggara di bursa AS. Dalam beberapa bulan ke depan, Grab pun akan menjadi perusahaan publik.
Baca Juga
Mengutip laman Reuters, Rabu (21/4/2021), penggalangan dana US$ 4 miliar atau sekitar Rp 58 triliun dari investor global juga akan menjadi penawaran ekuitas AS terbesar yang pernah ada oleh perusahaan Asia Tenggara.
Advertisement
Investor-investor dalam penawaran Private Investment in Public Equity (PIPE) ini termasuk dana investasi yang dikelola oleh BlackRock, Counterpoint Global, dan T.Rowe Price Associates, Inc.
Juga dari Fidelity International, Fidelity Management and Research LLC, Janus Henderson Investors, Mubadala, Nuveen, Permodalan Nasional Berhad dan Temasek.
Menariknya, investor terkemuka dari Indonesia, seperti Djarum, Grup EMTEK, dan Grup Sinar Mas juga berpartisipasi dalam PIPE ini.
Fokus Sang CEO
Chua Kee Lock, kepala eksekutif perusahaan modal ventura yang berbasis di Singapura, Vertex (investor awal di Grab) menilai Anthony Tan selaku CEO Grab berfokus pada apa yang harus dilakukan, dan menjalankannya dengan baik.
Kesepakatan tersebut memvalidasi strategi pria berusia 39 tahun itu untuk menjadi hiper lokal dan berkembang lebih jauh di wilayah yang ekonomi digitalnya diperkirakan tiga kali lipat menjadi US$ 309 miliar pada 2025.
"Ini mungkin preseden yang ditetapkan tidak hanya dari sudut pandang startup itu sendiri, tetapi dari investor global yang mulai membuka mata mereka terhadap peluang Asia Tenggara," kata Usman Akhtar, yang memimpin Bain & Co.'s Southeast, praktik ekuitas swasta Asia.
Advertisement
Reputasi Perusahaan Asia Tenggara
Sementara menurut Frank Troise, Managing Director and CEO SoHo Advisors, sebagaimana dikutip Deal Street Asia, beberapa tahun lalu di AS tak ada yang tahu soal Grab dan apa yang mereka lakukan.
"Saya pikir (kesepakatan) ini membuka mata dunia tentang apa yang terjadi. Ini adalah berita fantastis bagi Grab dan kabar luar biasa bagi reputasi Asia Tenggara," ujarnya.
Rencana Grab telah menempatkan Asia Tenggara dalam peta investor global, sementara investor lokal juga tak ingin ketinggalan kesempatan untuk merasakan manfaat dari kabar luar biasa ini.