Liputan6.com, Jakarta: Banyak orangtua berpikir kalau main video game cuma buang-buang waktu saja. Anak dilarang main game karena takut nilai sekolahnya turun, malas belajar, jadi tidak bersosialisasi dengan teman dan sebagainya.
Menurut Donny Utoyo, Direktur Eksekutif ICT Watch yang juga pencetus program Internet Sehat, game tidak bisa disalahkan sepenuhnya sebagai sumber pengaruh negatif. Orangtua punya andil dalam memantau anaknya.
"Yang salah bukan gamenya, developernya atau warnetnya, tapi orangtuanya", jelas Donny yang sudah menjalankan kampanye Internet Sehat sejak tahun 2002. "Selain kurangnya pengawasan dari orangtua, lingkungan juga bisa menjadi salah satu pemicu dan turut berpengaruh terhadap pembentukan karakteristik anak", imbuhnya lagi.
Di luar negeri, hampir semua game sudah mempunyai rating yang dibedakan berdasarkan umur. Rating game ini biasanya diletakkan pada cover yang menunjukkan game tersebut boleh dimainkan oleh umur berapa. Masalahnya di Indonesia banyak gamer yang membeli game bajakan dan orangtua tidak mendampingi saat membeli.
"Orangtua membelikan anaknya konsol game, tapi nggak aware dengan rating gamenya.. bahkan mungkin tidak pernah mempertanyakan ini", tutur Donny lagi di Hotel Millenium Jakarta, Rabu (14/11/2012).
Video game bisa mendekatkan anak dengan orangtua, sepanjang ada kemauan dan game yang dipilih memang sesuai. Ada beberapa tips untuk memantau anak bermain video game.
1. Buat aturan main
Menurut Donny Utoyo, Direktur Eksekutif ICT Watch yang juga pencetus program Internet Sehat, game tidak bisa disalahkan sepenuhnya sebagai sumber pengaruh negatif. Orangtua punya andil dalam memantau anaknya.
"Yang salah bukan gamenya, developernya atau warnetnya, tapi orangtuanya", jelas Donny yang sudah menjalankan kampanye Internet Sehat sejak tahun 2002. "Selain kurangnya pengawasan dari orangtua, lingkungan juga bisa menjadi salah satu pemicu dan turut berpengaruh terhadap pembentukan karakteristik anak", imbuhnya lagi.
Di luar negeri, hampir semua game sudah mempunyai rating yang dibedakan berdasarkan umur. Rating game ini biasanya diletakkan pada cover yang menunjukkan game tersebut boleh dimainkan oleh umur berapa. Masalahnya di Indonesia banyak gamer yang membeli game bajakan dan orangtua tidak mendampingi saat membeli.
"Orangtua membelikan anaknya konsol game, tapi nggak aware dengan rating gamenya.. bahkan mungkin tidak pernah mempertanyakan ini", tutur Donny lagi di Hotel Millenium Jakarta, Rabu (14/11/2012).
Video game bisa mendekatkan anak dengan orangtua, sepanjang ada kemauan dan game yang dipilih memang sesuai. Ada beberapa tips untuk memantau anak bermain video game.
1. Buat aturan main
Mau tidak mau, orangtua harus ikut terlibat, mengikuti tren perkembangan game, melihat seperti apa konten gamenya, agar bisa memantau dan nyambung ketika berkomunikasi dengan anak. Lalu buatlah aturan berapa lama sang anak boleh main game dan apa jenis games yang boleh dimainkan.
2. Lakukan pengawasan
2. Lakukan pengawasan
Letakkan komputer atau konsol game di tempat yang terbuka, bukan di kamar anak agar aktivitas mereka bisa dipantau. Jelaskan pula dampak positif dan negatif yang dapat diperoleh anak dari game tersebut sehingga anak mengerti apa yang seharusnya dilakukan.
3. Cek rating
3. Cek rating
Periksalah jenis game apa yang dimainkan anak. Pilih game yang sesuai dengan umur anak. Jangan sampai anak memainkan game yang tidak sesuai dengan umurnya, misalnya game rating 18+ tapi dimainkan oleh anak berusia 8 tahun.
4. Ajak melakukan aktivitas lain
4. Ajak melakukan aktivitas lain
Jika anak menunjukkan gelagat mulai keranjingan main video game, cobalah ajak dia untuk melakukan aktivitas lain di luar rumah terutama aktivitas menyenangkan yang membuat ia tertarik untuk bergerak dan bersosialisasi. Bermain game harus seimbang dengan melakukan aktivitas lain di lingkungan nyata.
(dew)
(dew)