Sukses

XL Axiata Catat Laba Rp 321 Miliar dan 56,02 Juta Pelanggan Per Kuartal 1 2021

XL Axiata mengumumkan capaian laba sebesar Rp 321 miliar dan 56,02 juta pelanggan per kuartal pertama 2021.

Liputan6.com, Jakarta - XL Axiata mencatatkan kinerja positif di kuartal 1 2021. Per kuartal pertama 2021, XL Axiata meraih laba Rp 321 miliar. Perseroan juga mempertahankan profitabilitas dengan membukukan margin EBITDA 50 persen.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, XL Axiata tetap mampu tumbuh positif meskipun kompetisi industri telekomunikasi berlangsung dengan ketat dan daya beli masyarakat yang belum pulih karena pandemi Covid-19.

"Kami tetap mampu menjaga profitabilitas perusahaan dengan terus fokus mengimplementasikan Operational Excellence dan digitalisasi berbagai lini," katanya, dalam keterangan XL Axiata, Selasa (27/4/2021).

Dian mengatakan, perusahaan melakukan efisiensi bisnis sembari meluncurkan produk-produk sesuai kebutuhan pelanggan dengan mengoptimalkan data analitycs dan upaya upselling mellaui saluran penjualan omni-channel.

Berdasarkan data perusahaan, beban operasional XL Axiata di kuartal 1 2021 turun 6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal ini didorong oleh berkurangnya interkoneksi dan beban langsung lainnya. Terutama, karena interkoneksi lebih rendah akibat dari penurunan lalu lintas layanan SMS dan voice.

Biaya tenaga kerja juga menurun (-23 persen) dibandingkan periode yang sama tahun lalu, karena revisi provisi remunerasi. Biaya infrastruktur pun menurun 11 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, karena sewa menara lebih rendah.

2 dari 4 halaman

Geber Fiberisasi

Adapun biaya pemasaran meningkat 16 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, karena adanya peningkatan biaya komisi.

Pada kuartal pertama 2021 ini, XL Axiata mencatat peningkatan kontribusi pendapatan laba terhadap pendapatan layanan meningkat jadi 94 persen seiring penetrasi smartphone naik jadi 90 persen.

Untuk itulah XL melanjutkan perluasan 4G ke seluruh Indonesia terutama di luar Jawa, diiringi dengan fiberisasi masif guna meningkatkan kapasitas jaringan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan layanan data kini dan mendatang, serta demi persiapan adopsi teknologi baru.

Fiberisasi dinilai mampu menyediakan kapasitas besar sekaligus mendukung efisiensi biaya untuk pencapaian profitabilitas.

Terkait persiapan 5G, XL masih terus melanjutkan proses fiberisasi untuk meningkatkan kapasitas jaringan transport. Perusahaan juga menjajaki pemanfaatan teknologi Open RAN agar pembangunan efisien. Uji Open RAN dilaksanakan pada Februari 2021 di Ambon, Maluku.

 

 

3 dari 4 halaman

Peningkatan Trafik Data dan Pengguna

Dari sisi trafik data, sepanjang kuartal 1 2021 meningkat 40 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni dari 997 Petabyte menjadi 1.391 Petabyte.

Trafik data diyakini tetap meningkat seiring total jumlah pelanggan meningkat tipis dari 55,59 juta di periode yang sama tahun lalu, menjadi 56,02 juta saat ini.

XL Axiata menyebut, kondisi finansial perusahaan, yakni neraca perusahaan tetap sehat dengan saldo kas relatif tinggi. Free cash flow juga diyakini dalam tingkat sehat, yakni Rp 1,4 triliun.

Jumlah utang bersih perusahaan berkurang hingga 15 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Saat ini XL Axiata tidak memiliki pinjaman dalam USD.

66 persen dari pinjaman berbunga floating dan pembayarannya terkelola hingga 2 tahun ke depan.

 

4 dari 4 halaman

Peluang dan Tantangan Bisnis di 2021

XL melihat sejumlah peluang positif dalam industri telekomunikasi Indonesia, salah satunya terkait kemungkinan konsolidasi operator, hal ini dinilai akan menyehatkan industri telekomunikasi.

Cara kerja digital, sekolah, dan kehidupan sehari-hari akan menciptakan permintaan data dalam jangka panjang.

Peluang lainnya berupa permintaan layanan fixed broadband, kini XL Axiata memiliki layanan XL Home dengan area layanan makin banyak dan jumlah sambungan terus bertambah.

XL Axiata juga melihat bahwa keberadaan UU Ciptakerja menghadirkan manfaat positif jangka panjang, termasuk efisiensi belanja modal dan pengeluaran operasional untuk menyediakan layanan 5G.

Adapun tantangan yang dihadapi di 2021 antara lain adalah terus berlanjutnya kompetisi ketat antaroperator juga pandemi Covid-19 yang masih membayangi selama semester 1 2021.

(Tin/Isk)