Liputan6.com, Jakarta - Gerhana Bulan Total atau Super Blood Moon, fenomena astronomis langka yang terjadi pada pada 26 Mei 2021 dapat disaksikan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebutkan, warga Tanah Air dapat menyaksikan fenomena sangat langka yang hanya terjadi tiap 195 tahun sekali ini.
Baca Juga
Kapan dan area mana saja yang dapat menyaksikan fenomena Super Blood Moon ini?
Advertisement
Mengutip informasi Lapan, Rabu (26/5/2021), fase awal penumbra dapat diamati mulai pukul 15.46 WIB di Papua dan Kepulauan Aru.
Sedangkan, sebagian Gerhana Bulan Total bisa diamati mulai pukul 16.44.37 WIB dari Papua, Papua Barat, Maluku (kecuali Kepulauan Aru), Maluku Utara, Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan NTT.
Fase Awal Gerhana Bulan Total dapat diamati pukul 18.09.29 WIB di seluruh Indonesia kecuali Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Sebagian Riau.
Puncak Gerhana Bulan Total
Puncak Gerhana Bulan Total dapat diamati pukul 18.18.43 WIB, 19.18.43 WITA, atau 20.18.43 WIT di seluruh Indonesia kecuali di Aceh, Pulau Nias, sebagian Sumatera Utara.
Sementara untuk fase akhir total, akhir sebagian, dan akhir penumbra dapat diamati masing-masing pukul 18.27.57 WIB, 19.52.49 WIB, dan pukul 20.51.16 WIB di seluruh Indonesia.
Masa puncak Gerhana Bulan Total sendiri bakal terjadi cukup singkat, yakni sekitar 14 menit 30 detik.
Â
Advertisement
Lapan Gelar Live Streaming Pengamatan Gerhana Bulan Total
Selain dapat menyaksikan sendiri secara langsung, kamu juga dapat melihat penampakan Gerhana Bulan Total atau Super Blood Moon ini secara live streaming YouTube.
Adapun kanal tersebut, antara lain Lapan RI, Balai Lapan Biak, Lapan Kupang, SBPJP Lapan (Pare-pare), Lapan Pasuruan, Lapan Garut, Lapan Sumedang, Pusat Sains Antariksa Lapan, BPAA Pontianak, dan Lapan Agam.
Rencananya, pengamatan dilakukan pada 26 Mei 2021 pukul 15.45 - 20.00 WIB.
Dalam acara ini, Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin, dan Kepala Pusat Sains Antariksa Lapan, Clara Yatini, serta para peneliti Lapan dari berbagai lokasi, balai dan stasiun lapan di Indonesia akan menjadi pembicara.
(Ysl/Isk)