Liputan6.com, Jakarta - Facebook baru saja membagikan deretan hal yang populer di platformnya selama Ramadhan 2021. Seperti diketahui, Facebook menggelar kampanye Ramadhan online dengan tajuk Bulan Kebaikan.
Dalam kampanye itu, Facebook mengajak para pengguna membagikan cara maupun ide menjelajahi, menginspirasi, dan mengekspresikan kebaikan di Facebook, Instagram termasuk WhatsApp.
"Tren dan data selama Ramadhan tahun ini menunjukkan bahwa fitur-fitur yang kami sediakan membantu banyak orang di Indonesia saling berbagi kehangatan, kebaikan dan merayakan kebersamaan secara online di bulan yang suci," tutur Country Director Facebook di Indonesia, Pieter Lydian dalam keterangan resmi yang diterima, Sabtu (29/5/2021).
Advertisement
Menurut Pieter, sepanjang Ramadhan tahun ini, orang-orang terus memberikan ucapan selamat Ramadhan yang diikuti Selamat Lebaran di Facebook maupun Instagram.
Facebook mencatat, sejak dimulainya Ramadhan pada 12 April 2021, ada lebih dari 15 juta orang Indonesia yang saling bertukar pesan, seperti 'Happy Ramadhan' dan 'Happy Eid'.
Selain itu, dalam Ramadhan tahun ini, orang-orang juga semakin terhubung melalui Facebook. Ada lebih dari 500 ribu di Indonesia yang bergabung di lebih dari 5.000 grup Facebook terkait Ramadhan untuk 2021.
Baca Juga
Interaksi selama Ramadhan juga menjadi lebih bermakna dan ekspresif dengan stiker khusus yang ada di Instagram. Facebook mencatat stiker ini telah digunakan sebanyak 6 juta kali dan avatar khusus 'Ramadhan Kareem' yang menjadi paling populer di Indonesia.
Facebook juga menyebut ada lima GIF paling populer di Instagram selama Ramadhan di Indonesia, seperti 'Marhaban Ya Ramadan', 'Ramadhan Karim', hingga 'Ramadan Mubarak'.
Deretan kudapan berbuka puasa juga banyak dibicarakan di Facebook, seperti gorengan, es campur/es buah, dan puding roti. Sementara saat Lebaran, makanan yang paling banyak diperbincangkan adalah ketupat, rendang, dan opor ayam.
Facebook: Personalisasi Iklan dan Privasi Tidak Bertentangan
Di sisi lain, Facebook memandang personalisasi iklan dan privasi bukanlah hal yang saling bertentangan. Sebaliknya, itu dapat membantu pengguna layanannya.
“Basis bisnis [Facebook] pada kepercayaan, kami tidak setuju terhadap pernyataan yang menyebut personalisasi iklan tidak mementingkan privasi,” kata Privacy and Policy Director Facebook, Steve Satterfield, dalam konferensi pers mengenai privasi, Kamis (20/5/2021).
"Kami bekerja keras dan mengeluarkan banyak dana untuk memperhatikan privasi dalam model iklan," ujarnya. Ia melanjutkan, terkait data yang dikumpulkan, dengan tegas ia menyatakan tidak menjual apapun data yang dikumpulkan.
“Tidak, kami tidak menjual data, yang kami jual adalah iklan,” tegasnya.
Advertisement
Fitur Preferensi Iklan
Perusahaan mengklaim, dengan fitur yang dihadirkan, yang memberikan kendali kepada pengguna, menjadi modal yang cukup dalam menjaga privasi.
Fitur Preferensi Iklan, diklaim membantu orang untuk meninjau, menambahkan, dan menghapus preferensi yang Facebook ciptakan untuk pengguna berdasarkan informasi. Seperti profil, pilihan yang diambil di Facebook, dan situs, serta aplikasi yang digunakan.
Aktivitas di Luar Facebook, yang memungkinkan orang dapat melihat rangkuman informasi yang dikirimkan pemilik bisnis kepada Facebook tentang aktivitas mereka di aplikasi dan situs lain. Pengguna bisa memilih untuk memutuskan koneksi dengan akun miliknya.
“[Fitur] Why am I Seeing this Ad? memungkinkan orang untuk mengklik iklan manapun, dan mempelajari mengapa mereka melihat iklan itu, dan menyesuaikan pengaturan mereka,” tuturnya.
Selanjutnya, fitur ‘Why I See This Post?’ memudahkan pengguna untuk menggali informasi terkait postingan yang dirasa kurang tepat dan mengendalikan postingan serupa dikemudian hari.
Itu akan menjelaskan tentang keterkaitan akun dengan Friends, Pages, Group, atau Home News pengguna.
Steve Satterfield meyakinkan, setiap wilayah yang bisa mengakses layanan mendapatkan perhatian terhadap privasi yang sama. Ia juga membantah kabar yang beredar soal Facebook tidak mementingkan privasi.
“Untuk negara yang tidak terlalu memerhatikan privasi sekalipun, kami tetap menjalankan kebijakan privasi kami,” katanya.
Fitur lainnya yang mendukung privasi Facebook yakni Privacy Review, yang memungkinkan tim dibalik perusahaan untuk melakukan peninjauan yang ada di perusahaan. Ini yang jadi dasar perusahaan menentukan kebijakan privasi kedepannya.
“Kami punya dewan khusus untuk privasi, dan saya belum tahu perusahaan lain yang memiliki divisi yang sama,” tutupnya.
(Dam/Isk)