Liputan6.com, Jakarta - Awal bulan ini WhatsApp menegaskan bahwa pengguna akan kehilangan fungsionalitas fitur dari waktu ke waktu jika mereka tidak menerima kebijakan privasi baru pada 15 Mei 2021.
Info terkini, Facebook baru saja mengatakan bahwa rencana telah berubah, dan pengguna yang tidak menerima kebijakan privasi baru sebenarnya tidak akan mengalami keterbatasan fungsi atau fitur dalam aplikasi WhatsApp.
Baca Juga
"Mengingat diskusi baru-baru ini dengan berbagai otoritas dan pakar privasi, kami ingin menjelaskan bahwa kami tidak akan membatasi fungsionalitas cara kerja WhatsApp bagi mereka yang belum menerima pembaruan," kata juru bicara WhatsApp dalam sebuah pernyataan kepada The Verge, dikutip Minggu (30/5/2021).
Advertisement
WhatsApp menjelaskan bahwa rencana ini akan terus bergerak maju tanpa batas, dan mengatakan pendekatan ini diambil sampai waktu yang tidak ditentukan.
Perusahaan mengklaim mayoritas pengguna yang telah melihat kebijakan baru telah menyetujuinya.
Anehnya, hingga saat ini pengguna WhatsApp juga masih diingatkan tentang kebijakan baru jika mereka belum menerimanya.
Kebijakan Privasi WhatsApp Diundur 19 Juni 2021 di Dua Negara Ini
Menurut laporan WABetaInfo, WhatsApp memperpanjang ketentuan kebijakan privasi baru di wilayah tertentu hingga 19 Juni 2021.
Dilaporkan Hindutan Times, Selasa (25/5/2021), Jerman dan Argentina adalah dua negara yang mendapat tenggat waktu baru untuk menerima pemberlakuan Terms of Service atau ketentuan layanan baru WhatsApp.
Informasi ini diketahui dari pesan pop-up yang menyatakan bahwa persyaratan yang diperbarui telah mematuhi undang-undang perlindungan data Uni Eropa terbaru dan pengguna harus menerima persyaratan sebelum 19 Juni untuk bisa terus menggunakan WhatsApp.
Pengguna masih dapat mengabaikan pesan pop-up itu, tetapi harus menerima persyaratan untuk dapat menggunakan WhatsApp dengan fungsionalitas penuh setelah tanggal tersebut.
Belum jelas mengapa WhatsApp memperpanjang kebijakan barunya hanya untuk pengguna Jerman dan Argentina.
Namun sebelumnya, regulator perlindungan data di Jerman melarang Facebook sebagai induk WhatsApp untuk menggunakan data yang diambilnya dari pengguna aplikasi berbagi pesan itu.
Langkah tersebut mengikuti diskusi darurat di Hamburg setelah WhatsApp meminta pengguna untuk menyetujui persyaratan baru atau berhenti menggunakannya.
Dikutip dari Euronews, Rabu (12/5/2021), WhatsApp digunakan oleh hampir 60 juta pengguna di Jerman.
Advertisement
Amankan Hak dan Kebebasan Pengguna
Kepala Otoritas Perlindungan Data di Hamburg, Johannes Caspar mengatakan larangan terhadap Facebook ini guna mengamankan hak dan kebebasan jutaan pengguna WhatsApp.
“Tujuan saya adalah untuk mencegah kerugian dan kerusakan yang terkait dengan prosedur kotak hitam seperti itu,” katanya.
Regulator menyarankan bahwa keputusan itu tidak hanya tentang melindungi privasi pengguna tetapi juga dikhawatirkan akan dikaitkan dengan pemilihan parlemen di Jerman pada 26 September 2021 mendatang.
Regulator sekarang akan menyerahkan kasus tersebut ke Komite Perlindungan Data Eropa, badan yang bertanggung jawab untuk menegakkan aturan di seluruh Uni Eropa.
Tak Mendasar
Sementara itu, WhatsApp menyebut langkah yang dilakukan oleh regulator perlindungan data itu tidak mendasar.
Otoritas perlindungan data di Hamburg dinilai salah memahami tujuan pembaruan sebenarnya yang dilakukan WhatsApp.
"Karena klaim DPA Hamburg salah, perintah tersebut tidak akan memengaruhi kelanjutan peluncuran pembaruan. Kami tetap berkomitmen penuh untuk memberikan komunikasi yang aman dan pribadi untuk semua orang,” kata juru bicara WhatsApp.
(Isk/Tin)
Advertisement