Sukses

Terganggu dengan Mention di Grup WhatsApp? Bungkam dengan Cara Ini

Cek cara mengaktifkan opsi mute dari mention orang lain yang ada di grup WhatsApp.

Liputan6.com, Jakarta - Pengguna WhatsApp mungkin sudah paham dengan fitur Mute untuk chat individu maupun dalam grup. Terlebih, aplikasi milik Facebook itu sudah menghadirkan opsi mute untuk selamanya.

Namun yang perlu diketahui, fungsi mute tersebut tidak berfungsi jika seseorang dalam grup WhatsApp me-mention kamu. Jadi, kamu tetap akan dapat menerima notifikasi dari pesan tersebut.

Nah, apabila kamu termasuk pengguna WhatsApp yang ingin menghindari notifikasi mention dari orang lain atau yang membalas pesanmu sebelumnya di grup, kamu dapat mencoba cara berikut ini.

Cara untuk menghindari notifikasi WhatsApp yang berasal dari mention orang lain di grup sebenarnya cukup sederhana. Kamu tinggal mengaktifkan opsi mute pada orang yang tidak ingin kamu terima notifikasinya.

Dikutip dari Gadgets 360, Senin (31/5/2021), untuk mengaktifkan opsi mute pada pengguna individu, kamu tinggal membuka profilnya di WhatsApp dan pilih nama pengguna. Lalu aktifkan opsi mute notification dan tentukan durasinya.

Begitu kamu mengaktifkan opsi ini, kamu tidak akan lagi menerima notifikasi darinya meski dia sudah me-mention kamu. Cara ini cukup ampuh apabila kamu tidak bisa meninggalkan sebuah grup dan tidak ingin menerima pesan spesifik yang ditujukan padamu.

Cara ini berlaku untuk WhatsApp di Android dan iOS, termasuk di WhatsApp Web maupun aplikasi desktop. Bagaimana mudah bukan? Selamat mencoba. 

2 dari 3 halaman

WhatsApp Tak Akan Batasi Fitur Jika Kamu Tolak Kebijakan Privasi Baru

Di sisi lain, awal bulan ini WhatsApp menegaskan bahwa pengguna akan kehilangan fungsionalitas fitur dari waktu ke waktu jika mereka tidak menerima kebijakan privasi baru pada 15 Mei 2021.

Info terkini, Facebook baru saja mengatakan bahwa rencana telah berubah, dan pengguna yang tidak menerima kebijakan privasi baru sebenarnya tidak akan mengalami keterbatasan fungsi atau fitur dalam aplikasi WhatsApp.

"Mengingat diskusi baru-baru ini dengan berbagai otoritas dan pakar privasi, kami ingin menjelaskan bahwa kami tidak akan membatasi fungsionalitas cara kerja WhatsApp bagi mereka yang belum menerima pembaruan," kata juru bicara WhatsApp dalam sebuah pernyataan kepada The Verge, dikutip Minggu (30/5/2021).

WhatsApp menjelaskan bahwa rencana ini akan terus bergerak maju tanpa batas, dan mengatakan pendekatan ini diambil sampai waktu yang tidak ditentukan.

Perusahaan mengklaim mayoritas pengguna yang telah melihat kebijakan baru telah menyetujuinya.

Anehnya, hingga saat ini pengguna WhatsApp juga masih diingatkan tentang kebijakan baru jika mereka belum menerimanya. 

3 dari 3 halaman

Kebijakan Privasi WhatsApp Diundur 19 Juni 2021 di Dua Negara Ini

Menurut laporan WABetaInfo, WhatsApp memperpanjang ketentuan kebijakan privasi baru di wilayah tertentu hingga 19 Juni 2021.

Dilaporkan Hindustan Times, Selasa (25/5/2021), Jerman dan Argentina adalah dua negara yang mendapat tenggat waktu baru untuk menerima pemberlakuan Terms of Service atau ketentuan layanan baru WhatsApp.

Informasi ini diketahui dari pesan pop-up yang menyatakan bahwa persyaratan yang diperbarui telah mematuhi undang-undang perlindungan data Uni Eropa terbaru dan pengguna harus menerima persyaratan sebelum 19 Juni untuk bisa terus menggunakan WhatsApp.

Pengguna masih dapat mengabaikan pesan pop-up itu, tetapi harus menerima persyaratan untuk dapat menggunakan WhatsApp dengan fungsionalitas penuh setelah tanggal tersebut.

Belum jelas mengapa WhatsApp memperpanjang kebijakan barunya hanya untuk pengguna Jerman dan Argentina.

Namun sebelumnya, regulator perlindungan data di Jerman melarang Facebook sebagai induk WhatsApp untuk menggunakan data yang diambilnya dari pengguna aplikasi berbagi pesan itu.

Langkah tersebut mengikuti diskusi darurat di Hamburg setelah WhatsApp meminta pengguna untuk menyetujui persyaratan baru atau berhenti menggunakannya.

Dikutip dari Euronews, Rabu (12/5/2021), WhatsApp digunakan oleh hampir 60 juta pengguna di Jerman. 

(Dam/Isk)

Video Terkini