Sukses

Pekerja Teknologi Ramai-Ramai Tinggalkan New York Selama Pandemi, Kenapa?

Banyak pekerja teknologi yang berbondong-bondong meninggalkan San Francisco dan New York, Amerika Serikat untuk menuju ke kota-kota lain.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak pekerja teknologi yang berbondong-bondong meninggalkan San Francisco dan New York, Amerika Serikat untuk menuju ke kota-kota lain selama pandemi Covid-19. Alasannya untuk mencari kota yang lebih murah.

Ilustrasi pekerja teknologi. Michael M. Santiago/Getty Images via AFP

Menurut data terbaru, sebagaimana dikutip New York Post, Jumat (4/5/2021), Austin dan Texas mengalami gelombang masuk terbesar pekerja teknologi selama pandemi, dengan 217 pekerja perangkat lunak dan teknologi informasi pindah ke kota dari 10.000 pekerja yang ada.

Ilustrasi pekerja teknologi. Michael M. Santiago/Getty Images via AFP

Nashville berada di urutan kedua dengan 154,7 pekerja ahli, diikuti oleh Charlotte, NC, dengan 145,8; Jacksonville dan Florida dengan 136; serta Denver dengan 130,4.

Kota-kota lain yang berada di 10 besar termasuk Seattle, Tampa Bay, Las Vegas, dan Dallas-Fort Worth.

Sementara Miami berada di urutan ke-11, yang mana menarik arus masuk hanya 76,6 pekerja perusahaan perangkat lunak dan teknologi informasi per 10.000 pekerja yang ada antara Mei 2020 dan April 2021. Demikian menurut data dari LinkedIn.

Beban terberat dari migrasi ini ditanggung oleh San Francisco, yang kehilangan 80,5 pekerja teknologi per 10.000. Boston kehilangan 54,4 pekerja ahli dan New York City 42,3.

Untuk diketahui, beberapa raksasa teknologi seperti Microsoft dan Twitter mengimbau karyawannya bahwa mereka dapat bekerja dari rumah selamanya.

Sementara Apple menghabiskan miliaran dolar untuk memperluas kantor di kota-kota kecil seperti Austin dan Raleigh, NC.