Liputan6.com, Jakarta - Mastel mengatakan, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menjadi living enabler dalam program transformasi digital maupun literasi digital di Indonesia.
Untuk itu, Mastel merasa masyarakat memerlukan lembaga untuk mengkaji sekaligus menerapkan TIK yang layak di Tanah Air.
Baca Juga
Indonesia-Polandia Perkuat Hubungan Persahabatan Lewat Acara Jalan Bersama di Car Free Day Jakarta
Peringati Hari Toilet Sedunia, Perusahaan ini Ajak Ratusan SD di Indonesia ‘Melek’ Pentingnya Toilet BersihÂ
Pariwisata Indonesia Ukir Prestasi, Menangkan Kategori Best of Romance dalam Condé Nast Johansens Awards for Excellence
"Terutama untuk inovasi anak bangsa saat ini yang berkembang pesat, seperti tugas yang diemban Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)," tutur Ketua Umum Mastel , Sarwoto Atmosutarno, dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu (9/6/2021).
Advertisement
Dia menambahkan, "Peran BPPT terbukti mampu membantu dan mempersiapkan implementasi tata kelola teknologi, layanan dan hilirisasi riset TIK."
Menurutnya, peran BPPT dalam transformasi digital dan kemandirian digital sangat penting. Utamanya, dalam rangka percepatan respons pandemi Covid-19 dan rekomendasinya dalam penerapan adaptasi kehidupan baru.
Mastel pun berharap BPPT senantiasa terbuka menerima masukan kritis dari multi-stakeholder untuk mencapai kedaulatan digital di Indonesia, sehingga badan tersebut dapat terus menghasilkan teknologi serapan yang penting dan dibutuhkan masyarakat.
Tidak hanya itu, Mastel juga berharap segera melakukan revitalisasi Museum Telekomunikasi yang berlokasi di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Menginggat saat ini, museum tersebut dalam kondisi memprihatinkan karena tidak terawat dan tidak layak sebagai fasilitas umum.
“Sudah saatnya Mustel direnovasi sekaligus dipugar menjadi Museum Telematika yang membanggakan dan bermanfaat untuk masyarakat," tutur Sarwoto melanjutkan pernyataannya.
Sarwoto menuturkan, keberadaan Museum Telematika sangat penting untuk sarana pembelajaran dan pendidikan bagi generasi mendatang. Sebab di museum tersebut, masyarakat dapat memahami sejarah perkembangan dan kemajuan anak bangsa dalam mengadopsi teknologi maupun tata kelola penerapan TIK.
Untuk itu, Mastel dan Dewan TIK Nasional siap bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menjalankan sekaligus menghidupkan kembali Museum Telematika, sehingga memiliki peran literasi teknologi dan tata kelola penerapan TIK di Indonesia.
Mastel Akan Fokus pada Transformasi Digital di Berbagai Sektor
Di sisi lain, pengurus baru Mastel akan fokus pada transformasi digital di berbagai sektor di Indonesia. Rencananya, industri telekomunikasi akan dibagi kepada tiga sektor utama yakni perangkat, jaringan, dan aplikasi.
Dengan rencana tersebut, berarti Mastel sekaligus mendukung perkembangan ekonomi digital di Indonesia.
Ketua umum Mastel terpilih periode 2021-2024, Sarwoto Atmosutarmo, mengatakan sektor telematika saat ini sudah menjadi pondasi penting dalam kehidupan sehari-hari.
"Bagi Mastel, transformasi digital sudah menjadi menu sehari-hari," ungkap Sarwoto dalam keterangan pers, Jumat (9/4/2021).
Ia menambahkan, sejumlah persoalan besar menanti penetrasi digital di Indonesia. Pada bagian infrastruktur misalnya, faktor efektivitas dan efisiensi patut menjadi perhatian utama operator telekomunikasi dalam menggelar investasi jaringan.
"Mastel berpandangan bandwidth internet adalah hak seluruh warga negara sehingga semua pihak wajib berupaya memenuhinya," tambahnya.
Seperti diketahui, keanggotaan Mastel terdiri para praktisi di bidang penyelenggara telekomunikasi seluler, jaringan telekomunikasi, lembaga penyiaran televisi dan radio, fintech, penyelenggara jasa internet, dan cloud computing.
Selain itu, ada pula sektor data center, menara telekomunikasi, internet of things, big data, serta cyber security.
Advertisement
Potensi Besar
Di samping persoalan yang terlihat, Mastel melihat sektor telematika menyimpan potensi besar di berbagai lini. Industri digital terbukti tangguh dalam membantu mengungkit perekonomian nasional di tengah pandemi Covid-19.
Senada, Menteri Komunikasi dan Informatika Jhonny G. Plate menegaskan pemerintah mendorong transformasi untuk mengejar optimalisasi ekosistem digital.
Empat strategis menjadi prioritas utama yakni infrastruktur, pemerintahan digital, masyarakat digital, dan ekonomi digital.
"Transformasi digital akan membuat kita siap menyambut peluang, mendorong produktivitas, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, pada bidang ekonomi, industri telematika menjadi salah satu sektor yang berhasil tumbuh positif 10,91 persen. Bahkan, angka transaksi digital diprediksi meningkat hingga Rp 1.800 triliun pada 2025.
"Pandemi telah mengubah cara kita bekerja dan bertransaksi sehingga menunjukkan peran krusial telekomunikasi yang sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
(Dam/Ysl)