Liputan6.com, Jakarta - Gerhana Matahari Cincin atau yang juga dikenal dengan annular solar eclipse pertama tahun ini akan berlangsung pada 10 Juni.
Peristiwa langit yang menakjubkan ini terjadi beberapa hari setelah Gerhana Bulan Total atau Super Blood Moon pertama tahun ini pada 26 Mei.
Baca Juga
Berdasakan informasi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), gerhana Matahari cincin ini terjadi bersamaan dengan fase Bulan baru.
Advertisement
Mengutip laporan Edukasi Sains Antariksa LAPAN, Kamis (10/6/2021), fase Bulan baru tahun ini akan terjadi pada 10 Juni pukul 17.52.33 WIB / 18.52.33 WITA / 19.52.33 WIT, dengan jarak 404.245 km dari Bumi dan terletak di konstelasi Taurus.
Disebutkan, Bulan tidak hanya membentuk konjungsi dengan Matahari melakinkan juga dengan Merkurius. Karena itu, dapat juga disebut Konjungsi Tripel Bulan-Merkurius-Matahari.
"Kondisi langit pada 10 Juni ketika senja, Venus dan Mars sudah condong ke arah barat-barat laut hingga kemudian terbenam di arah barat-barat laut pada pukul 19.00 dan 20.30 waktu setempat," jelas LAPAN.
Â
Harus Pakai Alat Bantu
Karena itu, Merkurius tidak dapat terlihat sepanjang malam dan berada di atas ufuj bersama-sama dengan Matahari dan Bulan.
LAPAN juga menyebutkan, ketinggian Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam bervariasi antara -0,55 derajat hingga -2,1 derajat dengan sudut elongasi terhadap Matahari bervariasi antara 0,29 derajat hingga 1,94 derajat.
Advertisement
Daerah untuk Mengamati Gerhana Matahari Cincin
Karena hal tersebut, Bulan pun tidak dapat diamati meskipun dengan alat bantu. Fenomena Gerhana Matahari Cincin ini hanya dapat disaksikan di Pulau Ellesmere dan Baffin (Kanada),
Selain di kedua lokasi tersebut, penduduk di Kawasan Siberia (Rusia) dapat menyaksikan peristiwa ini secara jelas mulai dari pukul 17.43.05 WIB/ 18.43.05 WITA/ 19.43.05 WIT.
Sementara itu, wilayar seperti Greenland, Islandia, Eropa, Rusia, negara-negara Asia Tengah dan Tiongkok bagian Barat hanya dapat menyaksikan Gerhana Matahari Sebagian.
(Ysl/Isk)