Sukses

Banyak Konten Porno, OnlyFans Diminta Batasi Pengguna Anak-Anak

Hasil temuan BBC News, banyak anak di bawah 18 tahun menggunakan identitas palsu di OnlyFans.

Liputan6.com, Jakarta - Komisioner untuk anak-anak di Inggris meminta platform OnlyFans untuk lebih memperhatikan pengguna anak-anak. Pasalnya, ditemukan akun anak-anak di bawah 18 tahun menggunakan identitas palsu untuk masuk ke OnlyFans dan menjual video eksplisit.

Kemudian, pada kasus lain, polisi setempat dikabarkan menemukan anak 14 tahun menggunakan paspor neneknya untuk membuat akun.

Mengutip laporan BBC News, Minggu (13/6/2021), Komisioner Dame Rachel de Souza telah menulis ke situs web Inggris untuk menyampaikan ‘keprihatinan terdalamnya’ atas temuan tersebut.

Menanggapi hal ini, OnlyFans mengatakan pihaknya berencana untuk bertemu dengannya dan memperbaiki informasi yang salah.

Sebagai informasi, OnlyFans memungkinkan pengguna untuk berbagi video, foto, dan pesan langsung dengan pengguna lain untuk mendapatkan sejumlah bayaran. Sebagai imbalan menyediakan platform, OnlyFans mengambil 20 persen bagian dari semua pembayaran.

2 dari 3 halaman

Konten Mengandung Pornografi

Didirikan oleh pengusaha Essex Tim Stokely pada tahun 2016, situs ini berkembang pesat selama pandemi dan sekarang memiliki lebih dari 120 juta pengguna.

Dari sekian banyak konten yang ada di platform-nya, konten paling terkenal adalah yang mengandung pornografi.

BBC News menemukan bahwa anak-anak di bawah 18 tahun telah menjual video eksplisit di situs tersebut, meskipun ilegal bagi orang-orang untuk membagikan gambar anak-anak yang tidak senonoh.

Selain itu, ditemukan juga remaja 17 tahun yang menjual video dirinya sedang melakukan masturbasi dan kegiatan porno lainnya setelah mendaftar dengan identitas palsu.

"Anak-anak membayar harga yang mahal untuk menjaga kita semua tetap aman selama pandemi, saya pikir sudah waktunya kita mengamankan mereka," kata Komisioner Dame Rachel.

3 dari 3 halaman

Hapus Bahaya Bagi Anak

Dalam surat yang dikirim Dame Rachel kepada Stokely, dituliskan ia ingin mendiskusikan terkait aturan yang diberlakukan perusahaan agar lebih memperhatikan dampak bahaya bagi anak-anak.

"Ini tidak bisa diterima," katanya.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, OnlyFans mengatakan telah menerima surat itu dan merencanakan pertemuan dengan Dame Rachel.

"Untuk menjelaskan kepercayaan dan proses keamanan kami dan memperbaiki informasi yang salah," katanya.

Menanggapi penelusuran yang dilakukan BBC News, OnlyFans mengatakan telah menutup akun yang ditandai dan mengembalikan semua langganan aktif.

(Rif/Isk)