Liputan6.com, Jakarta - Startup edukasi berbasis teknologi TransforMe meluncurkan program inkubasi beasiswa dan bahasa Inggris bernama SIGAP.
Pada program Scholarship Incubator and Global Accelerator Programme/ SIGAP ini, para mentor di TransforMe akan membimbing anak muda Indonesia yang ingin mendapatkan beasiswa S2 dan S3 ke luar negeri sekaligus melatih kemampuan bahasa Inggrisnya.
Baca Juga
Sekadar informasi TransforMe sebagai startup edutech memfokuskan diri melatih profesional muda agar memiliki kompetensi dan kemampuan bersaing secara global.
Advertisement
Startup ini didirikan oleh tiga perempuan Indonesia yakni Sutaningrat Puspa Dewi, Devfanny Aprilia Artha, dan Reno Lestari Ningsih. Ketiganya mendapatkan gelar master di Inggris dengan beasiswa Chevening dan beasiswa Kemdikbud.
TransforMe menjalankan bisnisnya total secara online menggunakan aplikasi konferensi video. Ke depan, TransforMe akan menggunakan website pembelajaran daring atau learning management system (LMS).
Pembelajaran pada program SIGAP dilaksanakan secara daring setiap minggu, agar pencari beasiswa di seluruh Indonesia dapat bergabung.
Inkubator Beasiswa
Direktur Kerja Sama dan Kepatuhan TransforMe, Sutaningrat Puspa Dewi, melihat orang Indonesia yang mencari beasiswa belum memiliki pola pikir, kepercayaan diri, dan kemampuan teknis yang benar.
"Melalui SIGAP, TransforMe ingin membantu menanamkan kepada pelamar, beasiswa bukan sekadar ajang untuk prestasi tetapi bagaimana memberi kontribusi nyata untuk negeri, pada masa mendatang," katanya, dalam keterangan yang diterima Selasa (29/6/2021).
Menurut Puspa, kemampuan teknis dan praktis seperti menulis dan berkomunikasi dengan bahasa Inggris juga perlu diasah.
Dalam program inkubator beasiswa ini, peserta akan diajarkan membangun pola pikir yang benar tentang beasiswa, menulis esai yang kuat, hingga memahami beasiswa-beasiswa yang populer, hingga teknik menghadapi wawancara beasiswa.
Advertisement
Berbagai Program Belajar
Nantinya di program akselerator global, peserta akan mempersiapkan diri menghadapi tes IELTS, berkomunikasi dengan penutur asing melalui English speaking club, dan menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan sekolah di luar negeri.
Program inkubasi dengan durasi satu tahun ini ditawarkan dengan biaya Rp 8,9 juta atau tidak sampai Rp 5 juta per program.
"Jika dicek seluruh modul dan layanan di dalamnya, nilai program ini sebenarnya bisa mencapai lebih dari Rp 30 juta," kata Direktur Operasional dan Program Devfanny Artha.
Pendaftaran program ini dibuka hingga awal Juli 2021 di mana, timeline-nya disesuaikan dengan deadline beasiswa-beasiswa besar untuk warga Indonesia.
(Tin/Isk)