Sukses

Zenius Uji Pengetahuan Masyarakat, Pasang Pertanyaan di Videotron hingga Truk

Zenius Education baru saja membuat kampanye bertajuk #MulaiDariManaAja dengan memasang pertanyaan latihan soal keterampilan dasar.

Liputan6.com, Jakarta - Zenius Education baru saja membuat sebuah kampanye bertajuk #MulaiDariManaAja. Lewat kampanye ini, Zenius memasang pertanyaan latihan seputar matematika, logika verbal, dan Bahasa Inggris di tempat tidak biasa, seperti videotron, papan belakang truk, hingga gelas jus.

Kampanye ini diadakan di sejumlah kota besar Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, dan Semarang. Kampanye ini merupakan cara Zenius mengajak masyarakat Indonesia meningkatkan keterampilan dasar pada ketiga bidang tersebut.

Menurut CEO Zenius Rohan Monga, pesan utama Zenius melalui kampanye ini adalah mempelajari keterampilan fundamental dapat dimulai dari mana saja, terlepas dari perbedaan tingkat pendidikan dan latar belakang masing-masing orang.

"Kami percaya ketika seseorang telah memiliki fundamental skills yang baik, mereka akan bisa menangkap informasi dengan lebih cepat dan mampu berpikir kritis dan rasional, yang pada akhirnya dapat membantu mereka untuk meningkatkan kualitas hidup mereka," tutur Rohan dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (2/7/2021).

Kampanye ini pun mendapat respons dari warganet di Indonesia dan sempat bertengger di trending topic Twitter. Zenius pun mengungkapkan kampanye ini berhasil mengumpulkan lebih dari 100 ribu total vote dari pertanyaan yang beredar di Sumatera hingga Sulawesi.

Dari total jawaban tersebut, ada sekitar 73 persen (73.893 vote) yang menjawab benar dan 27 persen (27.871 vote) memberikan jawaban salah. Hal ini menunjukkan ada learning gap di masyarakat dan Zenius merasa hal tersebut perlu diatasi.

2 dari 3 halaman

Upaya Zenius

Untuk menjawab persoalan tersebut, Zenius pun meluncurkan fitur baru bernama ZenCore. Fitur ini terdiri dari dua bagian utama, yakni CorePractice dan CoreInsight.

CorePratice merupakan tempat latihan dengan ratusan ribu pertanyaan yang terdiri dari tiga cabang konsenstrasi utama, seperti logika verbal, matematika, dan Bahasa Inggris. Nantinya, latihan ini dapat disesuaikan dengan tingkat pemahaman masing-masing individu.

Sementara untuk CoreInsight menghadirkan berbagai pengetahuan yang mencerahkan, seperti filsafat, ilmu dasar, dan sejarah. Pengetahuan yang diberikan ini diharapkan dapat mendukung dan memperluas wawasan maupun sudut pandang pengguna.

Fitur ZenCore sendiri dapat diakses secara gratis di aplikasi Zenius. Ada total lebih dari 135 ribu pertanyaan dengan 100 level yang disajikan untuk bagian CorePratice.

3 dari 3 halaman

Zenius Umumkan Pendanaan Pra-Seri B

Pada awal tahun ini, Zenius mengumumkan putaran pendanaan Pra-Seri B dengan jumlah yang tidak diungkapkan. Pada tahap ini, investor baru Alpha JWC Ventures dan Openspace Ventures bergabung dengan Northstar, Kinesys, dan BeeNext yang lebih dulu mendukung pada pendanaan seri A di startup ini.

Dengan adanya investasi tersebut, Zenius berencana menggunakannya untuk mengembangkan platformnya lebih jauh, sekaligus memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang. Terlebih sepanjang 2020, edtech startup ini berhasil tumbuh cukup kuat.

Zenius berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan lebih dari 70 persen pada semester kedua 2020, dibandingkan pada periode yang sama di 2019. Tidak hanya itu, Zenius juga mulai mengadopsi model bisnis freemium setelah melakukan pembaruan aplikasi dan rebranding di Juni 2020.

“Zenius adalah salah satu perusahaan ed-tech paling menjanjikan yang pernah kami lihat. Selama lebih dari satu dekade, mereka telah menunjukkan rekam jejak dengan memperlihatkan hasil pembelajaran yang terbukti berhasil dan menciptakan kembali core business-nya seiring dengan munculnya medium-medium baru," tutur Direktur Openspace Ventures Ian Sikora.

CEO Zenius Rohan Monga juga mengatakan perusahaan akan terus mengembangkan fitur baru untuk membantu mendapatkan hasil pembelajaran terbaik melalui teknologi yang dimiliknya. Salah satunya yang baru diluncurkan adalah fitur Automated Doubt-Solving melalui aplikasi kami dan WhatsApp.

"Fitur ini akan memberikan solusi kepada siswa hanya dengan menggunakan kamera di ponsel mereka. Sistem kemudian akan merekomendasikan video dan pertanyaan latihan untuk menjelaskan proses di balik solusi tersebut dan memungkinkan siswa secara aktif menerapkannya dalam rangkaian pertanyaan latihan yang diberikan," tuturnya dalam keterangan resmi, Rabu (6/1/2021).

(Dam/Ysl)

Video Terkini