Liputan6.com, Jakarta - Qualcomm dikabarkan akan membuat chipset tandingan Apple M1. Hal itu disampaikan CEO Qualcomm, Cristiano Amon.
Dia mengatakan, perusahaan tidak akan kesulitan memproduksi chipset laptop untuk bersaing chipset baru buatan Apple tersebut.
Baca Juga
Samsung Galaxy S25, S25 Plus, dan S25 Ultra Lolos TKDN, Siap Rilis di Indonesia Sebelum iPhone 16?
Ruben Amorim Frustrasi, Salahkan Salah Satu Bintang Manchester United Usai Dikalahkan Wolves
Hari ke-3 Pencarian, Balita 3,5 Tahun yang Hilang Terseret Arus Selokan Saat Bermain Hujan Belum Juga Ditemukan
Apalagi Qualcomm saat ini sudah mempekerjakan sosok penting dalam pengembangan chipset M1 milik Apple.
Advertisement
Mengutip Reuters via Ars Technica, Sabtu (3/7/2021), Cristiano Amon mengatakan, Qualcomm akan mencoba merancang system-on-a-chip (SoC) sendiri untuk laptop tanpa bekerja sama dengan ARM, mitranya dalam pengembangan chipset smartphone.
Chipset baru Qualcomm ini disebut-sebut akan mencakup modem 5G sekaligus CPU. "Kita perlu memiliki kinerja terdepan untuk perangkat bertenaga baterai," kata Cristiano.
“Jika ARM, yang telah menjalin hubungan dengan kami bertahun-tahun, akhirnya mengembangkan CPU yang lebih baik daripada yang dapat kami buat sendiri, maka kami memiliki opsi untuk melisensikan dari ARM,” katanya.
Memanfaatkan Nuvia
Lebih lanjut, Qualcomm tahun ini telah mengakuisisi startup Nuvia seharga USD 1,4 miliar sekitar Rp 20 triliun.
Nuvia adalah startup yang didirikan oleh mantan karyawan Apple dan sosok penting dalam pengembangan chipset bentukan Steve Jobs itu menjelang perilisan M1.
Cristiano mengatakan, perusahaan akan memanfaatkan akuisisi Nuvia untuk mendorong pengembangan chipset baru untuk perangkat konsumen.
Advertisement
Tidak Akan Merancang Chipset untuk Cloud dan Data Centre
Kendati demikian, Qualcomm tidak akan merancang chipset untuk pasar cloud dan pusat data. Harapannya, chipset baru Qualcomm tersebut akan mulai diproduksi pada 2022 mendatang.
"Kami lebih dari bersedia untuk memanfaatkan aset CPU Nuvia untuk bermitra dengan perusahaan yang tertarik saat mereka membangun solusi pusat data mereka," katanya.
Sebagai informasi, keluarnya pada pendiri Nuvia dari Apple pada 2019 mengundang banyak kontroversi. Sementara pendiri Nuvia mengatakan mereka meninggalkan Apple untuk membuat chipset baru untuk bersaing dengan Intel dan AMD di pasar desktop atau laptop.