Sukses

WhatsApp Uji Coba Enkripsi Data Cadangan yang Disimpan di Cloud

WhatsApp menguji coba enkripsi data cadangan milik pengguna yang disimpan di komputasi cloud. Dengan enkripsi ini, data cadangan jadi sulit untuk dibuka oleh pihak lain.

Liputan6.com, Jakarta - Saat pengguna memakai WhatsApp, perusahaan memastikan percakapan antara pengguna satu dengan yang lain dilindungi enkripsi end-to-end. Artinya, sangat sedikit kemungkinan percakapan diintip oleh pihak lain.

Namun, jika pengguna WhatsApp menyimpan data backup atau cadangan mereka di cloud, pihak berwenang bisa meminta akses atas data tersebut di Google Drive maupun iCloud.

Kini, WABetaInfo melaporkan WhatsApp tengah mengembangkan teknologi yang secara mandiri akan menerapkan enkripsi pada data cadangan pengguna di cloud.

Dikatakan, sistem enkripsi mandiri pada data cadangan pengguna yang disimpan di cloud telah diaktifkan dalam pembaruan beta terbaru di Android (2.21.15.5).

Kehadiran kemampuan untuk mengenkripsi data cadangan pengguna di cloud membuat riwayat obrolan dan media WhatsApp dicadangkan dengan aman.

2 dari 3 halaman

Kalau Lupa Sandi Bakal Dikunci Permanen

Dengan catatan, jika pengguna lupa kode sandi atau kehilangan kunci pemulihan, data cadangan tersebut akan dikunci secara permanen. Pihak WhatsApp tidak dapat masuk dan mengakses data tersebut.

Saat ini sejumlah pengguna telah menjadi penguji beta fitur ini, sebelum akhirnya digulirkan untuk seluruh pengguna.

Layanan chatting milik Facebook ini juga tengah menguji fitur multi-perangkat, di mana satu akun bisa digunakan secara bersamaan maksimal pada 4 perangkat, tentu dengan tetap mempertahankan enkripsi end-to-end.

3 dari 3 halaman

Multi-perangkat

Bicara mengenai kemampuan penggunaan WhatsApp di multi-perangkat yang saat ini diuji coba dalam versi beta, WhatsApp Head, Will Cathcart mengatakan, pihak WhatsApp membutuhkan waktu lama untuk membuatnya jadi kenyataan. 

Menurutnya, tantangan teknis ada upaya agar WhatsApp tetap didukung enkripsi end-to-end meski bisa diakses dari empat perangkat berbeda. 

"Kami mengerjakan hal ini dalam waktu lama. Hingga kini, WhatsApp hanya bisa tersedia dalam satu perangkat dalam satu waktu serta dengan dukungan web yang berjalan dengan cara mirroring smartphone. Artinya, ponsel harus tetap aktif dan terhubung ke internet (untuk bisa menjalankan versi web WhatsApp)," katanya.

Lebih lanjut, pada blog yang diunggah, Will Cathcart menjelaskan lebih lanjut mengenai apa yang sudah dilakukan tim Whatsapp untuk menjaga keamanan percakapan.

Melalui dua gambar perbandingan, Will Cathcart menjelaskan, sebelumnya smartphone pengguna mengelola kunci yang menentukan identitas dan kemampuan perangkat untuk mengenkripsi atau dekripsi pesan.

Selain itu, sinkronisasi terenkripsi juga berlaku untuk riwayat pesan, nama kontak, dan data lainnya dengan kunci tetap dipertahankan pada perangkat individual.

(Tin/Ysl)