Sukses

Kementerian Kominfo Investigasi Soal Kebocoran Data Nasabah BRI Life

Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi mengatakan pihaknya saat ini sedang melakukan investigasi terkait kebocoran data nasabah BRI Life.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 2 juta data nasabah BRI Life diduga bocor dan dijual pelaku peretasan di forum hacker. Informasi soal kebocoran data ini diungkap oleh akun Twitter Under The Breach.

Terkait hal ini, Kemkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) menyatakan sedang melakukan investigasi. Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi.

"(Dugaan kebocoran) sedang kami investigasi," tutur Dedy saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Rabu (28/7/2021).

Sebagai informasi, dugaan kebocoran data nasabah BRI Life ini ditunjukkan oleh akun Under The Breach lewat empat tangkapan layar berisi informasi apa saja yang ditawarkan peretas.

"Pelaku kejahatan menjual data sensitif dari BRI Life, cabang asuransi Bank Rakyat Indonesia," tulis @underthebreach.

Lebih lanjut dia menuturkan, para peretas itu mendapatkan data sebesar 250GB yang ditawarkan mencakup informasi 2 juta nama nasabah, 463 ribu dokumen, dan menjualnya seharga Rp 101 juta.

Sementara data yang dicuri ini disebut berisikan informasi KTP, NPWP, KK, foto buku tabungan, sertifikat lahir, surat kesehatan, dan sejumlah informasi lain.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Cara Hacker Curi Data Nasabah BRI Life

Lebih lanjut, akun Twitter Hudson Rock (@Hrock) mengidentifikasi bagaimana cara hacker mampu mencuri data para nasabah BRI Life tersebut.

Mereka menyebutkan, hacker mampu mencuri data tersebut dengan cara menyusup ke sejumlah komputer karyawan BRI Life dan Bank Rakyat Indonesia.

"Kami saat ini sedang periksa dengan tim dan akan menyediakan update soal hasil investigasi," kata CEO BRI Life, Iwan Pasila, kepada Reuters Selasa (27/7/2021).

(Dam/Ysl)