Liputan6.com, Jakarta - Microsoft akhirnya merilis versi beta pertama Windows 11 untuk mereka yang masuk dalam Windows Insider Program. Sebagai informasi, untuk saat ini, Windows 11 sebenarnya sudah bisa diunduh, tapi baru dapat diakses dalam versi Dev Channel.
Dikutip dari The Verge, Minggu (1/8/2021), Microsoft menyebut Dev Channel ditujukan untuk pengguna yang memiliki kemampuan teknis, karena versi ini masih belum stabil dan memiliki sejumlah bug.
Baca Juga
Sementara versi Beta, menurut Microsoft, ditujukan untuk para early adopter yang ingin menjajal Windows 11. Selain lebih stabil dibandingkan versi Dev Channel, pembaruan ini juga sudah divalidasi oleh Microsoft.
Advertisement
Oleh sebab itu, kehadiran versi Beta ini setidaknya bisa menjawab rasa penasaran pengguna yang ingin menjajal Windows 11. Kendati demikian, tetap disarankan untuk memasangnya di perangkat sekunder, mengingat versi beta sebenarnya masih belum sempurna.
Bagi pengguna Windows 10 yang ingin menjajal versi Beta Channel ini, mereka tinggal mendaftar melalui Windows Insider Program. Setelah berhasil, pengguna tinggal mengikuti langkah selanjutnya untuk mulai mengunduh Windows 11.
Untuk diketahui,Microsoft secara resmi meluncurkan Windows 11 pada bulan lalu. Sistem operasi baru ini diklaim 40 persen lebih ringan dan efisien dari versi sebelumnya.
"Dan yang terpenting, Windows 11 adalah yang paling aman," kata Chief Product Officer Microsoft, Panos Panay, dalam Microsoft Windows Event Juni 2021.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berbahaya, Software Windows 11 Palsu Dipakai untuk Sebar Malware
Di sisi lain, penjahat siber sudah mulai memanfaatkan euforia menjelang peluncuran sistem operasi (OS) baru milik Microsoft, yakni Windows 11.
Walau belum diluncurkan secara resmi oleh Microsoft dan banyak pengguna penasaran seperti apa penampilan OS baru itu, pelaku kejahatan merilis installer Windows 11 palsu yang berisikan malware, adware, dan tools berbahaya lainnya.
Meski Microsoft baru secara resmi meluncurkan Windows 11 di seluruh dunia pada awal 2022, pengguna yang terdaftar dalam program Insider sebetulnya sudah bisa mencoba OS baru ini sejak bulan lalu.
Namun pengguna yang tidak mengikuti program Insider lebih memilih mengunduh Windows 11 dari sumber tidak resmi, seperti yang diungkap oleh tim peneliti keamanan Kaspersky.
"Meskipun Microsoft sudah menyediakan installer Windows 11 dari situs resminya, masih banyak pengguna yang mengunjungi website lain untuk men-download OS anyar ini," kata Kaspersky dikutip dari Bleeping Computer, Senin (26/7/2021).
"Situs web pihak ketiga ini berpotensi menjadi tempat penjahat siber membagikan software resmi atau Windows 11 yang berisi malware atau program berbahaya lainnya,"
Advertisement
Windows 11 Palsu Berisikan Malware
Lebih lanjut, pelaku kejahatan sering kali menggunakan cara membuat program downloader sehingga dapat mengirimkan payload berbahaya lainnya ke komputer korban yang sudah terinfeksi.
Di Windows 11, installer digunakan untuk memancing korban untuk menginstal program berbahaya lainnya--tanpa sepengetahuan korban, mulai dari adware, trojan, software pencuri password, dan masih banyak lagi.
Program Windows 11 palsu sendiri hanya berukuran 1,75 GB. Saat diluncurkan, pengguna akan ditampilkan halaman yang tampak seperti wizard penginstalan Windows.
Namun, laman ini ternyata dipakai pelaku untuk mengunduh dan menjalankan penginstal kedua yang dirancang agar adware dan malware terpasang di PC tanpa diketahui korbannya.
Pesan installer kedua akan muncul dan dilengkapi dengan license agreement atau perjanjian lisensi (yang hanya dibaca oleh sedikit orang).
Ketika diklik untuk lanjut, program akan mengunduh '86307_windows 11 build 21996.1 x64 + activator' ke PC, dan akan menginstal beberapa software sponsor yang berisikan program berbahaya.
"Jika Anda menerima perjanjian tersebut, berbagai program jahat akan diinstal pada mesin Anda," kata tim Kaspersky.
(Dam/Ysl)