Liputan6.com, Jakarta - Media Australia, Sky News Australia menyebut, channel YouTube-nya ditangguhkan sementara oleh pihak YouTube.
Sky News Australia mengatakan, akunnya ditangguhkan sementara berdasarkan hasil peninjauan konten platform berkaitan dengan kepatuhan mengenai kebijakan Covid-19.
Baca Juga
Media Australia Pertanyakan Keamanan Wisata Bahari di Indonesia Menyusul Kematian 2 Turis Asing di Mentawai dan Maluku
Samsung Galaxy S25, S25 Plus, dan S25 Ultra Lolos TKDN, Siap Rilis di Indonesia Sebelum iPhone 16?
Gong Hyo Jin Spill Isi Amplop Hadiah dari Lee Min Ho Saat Ia Nikah: Kayak The Heirs
"Sky News Australia mengakui, merupakan hak YouTube untuk menegakkan kebijakannya. Namun, Sky News Australia berharap untuk terus menerbitkan berita populer dan konten analisisnya kepada pelanggan, dalam waktu secepatnya," kata Sky News dalam pernyataan mengenai penangguhan tersebut, dikutip dari Reuters, Selasa (3/8/2021).
Advertisement
Saluran media ini memiiki 1,85 juta subscribers di YouTube dan dioperasikan oleh Australian News Channel, dan merupakan anak perusahaan dari News Corp Australia.
Terpisah, YouTube sebagai anak usaha Alphabet (Google) mengkonfirmasi penangguhan saluran tersebut.
"Kami menerapkan kebijakan kami secara setara untuk semua orang dan sesuai dengan kebijakan ini dan sistem teguran lama kami, menghapus video dan mengeluarkan teguran ke saluran Sky News Australia," kata juru bicara YouTube.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
Diduga Sangkal Keberadaan Covid-19
Media Australia ini melaporkan bahwa penangguhan satu minggu ini dikeluarkan pada Kamis lalu, setelah peninjauan konten Sky News Australia.
Gara-garanya, berdasarkan peninjauan YouTube, Sky News Australia diduga menyangkal keberadaan Covid-19 dan mendorong orang untuk menggunakan hydroxychloroquine atau ivermectin untuk mengobati Covid-19, tanpa memberikan konteks penyeimbang.
Padahal menurut juru bicara YouTube, YouTube tidak mengizinkan adanya konten yang menyangkal keberadaan Covid-19.
Advertisement
Berusaha Patuh
Dalam pernyataan, juru bicara YouTube mengatakan ke The Guardian, "kebijakan disinformasi Covid-19 yang jelas ditetapkan berdasarkan panduan otoritas kesehatan lokal dan global."
Sementara, Sky News Australia mengatakan, telah menemukan video lama yang dianggap tidak sesuai dengan kebijakan YouTube. "Kami berkomitmen memenuhi harapan editorial dan komunitas dengan serius," kata media ini.
Kendati demikian, Sky News Australia membantah ada host acara yang pernah menyangkal keberadaan Covid-19.
(Tin/Isk)