Sukses

Twitter Gandeng Associated Press dan Reuters untuk Tangkal Misinformasi

Twitter bekerja sama dengan Associated Press dan Reuters untuk meningkatkan akurasi informasi yang ada di platform media sosial tersebut

Liputan6.com, Jakarta Twitter secara resmi bekerja sama dengan kantor berita Associated Press (AP) dan Reuters untuk membantu meningkatkan informasi yang akurat di media sosial tersebut.

Twitter mengatakan kerja sama itu akan membantu memperluas upaya untuk membantu menjelaskan mengapa subyek tertentu menjadi sebuah tren, demi menampilkan informasi dan berita dari sumber terpercaya dan menghilangkan misinformasi.

Dikutip dari AP News, Selasa (3/8/2021), Twitter mengatakan kedua kantor berita itu akan membantu memastikan bahwa informasi yang kredibel tersedia secara real time di sekitar percakapan utama saat mereka muncul.

Dalam pernyataannya, Twitter mengatakan ini akan menjadi sangat penting ketika fakta sedang diperdebatkan, atau ketika tim kurasi perusahaan tidak memiliki keahlian yang diperlukan atau akses ke pelaporan yang bereputasi tentang suatu masalah. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Beri Penjelasan pada Topik yang Menarik Minat

Selain itu, kantor berita juga akan memiliki tugas untuk membantu memberikan konteks pada topik menarik minat luas, termasuk yang berpotensi mengarah pada misinformasi.

Tom Januszewski, President of Global Business Development AP mengatakan bahwa pekerjaan tersebut merupakan inti dari misi mereka.

"AP memiliki sejarah panjang bekerja sama dengan Twitter, bersama dengan platform lain, untuk memperluas jangkauan jurnalisme faktual," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Masih Fokus pada Konten Bahasa Inggris

Hazel Baker, Head of UGC Newsgathering Reuters menyebut bahwa kepercayaan, akurasi, dan ketidakberpihakan merupakan inti dari hal yang mereka lakukan setiap hari, dengan memberikan miliaran orang informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang cerdas.

"Nilai-nilai tersebut juga mendorong komitmen kami untuk menghentikan penyebaran informasi yang salah," kata Baker seperti dikutip dari blog resmi Twitter.

Twitter mengatakan, selama fase awal program ini, AP dan Reuters masih akan berfokus pada konten berbahasa Inggris.

"Kami berharap upaya kami berkembang seiring jalannya waktu dan sifat pekerjaan bisa berkembang seiring kami mempelajari, mengamati, dan meningkatkan upaya untuk memberikan dukungan lintas bahasa dan zona waktu, secara global," tulis mereka.

Sebelumnya, AP dan Reuters juga sudah bermitra dengan Facebook terkait program cek fakta.

(Dio/Isk)

4 dari 4 halaman

Infografis Cek Fakta