Sukses

Teknologi UV-C Diklaim Ampuh Mengurangi Risiko Transmisi Virus Corona Melalui Udara

Teknologi UV-C dikliam dapat turut berperan dalam mempercepat pulihnya kehidupan dan aktivitas masyarakat serta membantu mendorong perekonomian di tengah pandemi.

Liputan6.com, Jakarta - Penelitian menunjukkan penyebaran virus dan bakteri, termasuk virus corona (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19, dapat terjadi melalui aerosol di udara. Karenanya, penting untuk memperhatikan kualitas udara, terutama di dalam ruang tertutup.

Selain protokol 5M yang harus selalu dipatuhi untuk meredam kasus Covod-19, kualitas udara yang kita hirup juga memegang kunci dalam transmisi virus dan bakteri yang dapat menyebar melalui partikel-partikel kecil yang melayang di udara, terutama di dalam ruangan.

Berkaitan dengan hal itu, Signify menyelenggarakan diskusi virtual bertajuk "Perlindungan Gelombang Lanjutan: Desinfeksi Udara dalam Ruang dengan UV-C untuk Mengurangi Risiko Transmisi Virus & Bakteri melalui Udara".

Diskusi yang berlangsung pada Kamis (5/8/2021) ini menghadirkan pembicara ahli di bidang epidemiologi, Dr. Dicky Budiman, MD, M.Sc.PH dan praktisi pengelola bangunan, Deddy El Rashid.

Country Leader Signify Indonesia, Dedy Bagus Pramono, mengatakan selama lebih dari 35 tahun, perusahaan telah menjadi yang terdepan dalam teknologi UV, dan memiliki rekam jejak yang terbukti atas inovasi dan keahlian aplikasi dalam pencahayaan Sinar Ultraviolet-C (UV-C).

"Pandemi Covid-19 memacu kami untuk membawa berbagai aplikasi pencahayaan berteknologi UV-C sebagai solusi yang dapat membantu menangani penyebaran virus, bakteri dan berbagai mikroorganisme pembawa penyakit lainnya," ujar Dedy.

Ia menyebut penggunaan teknologi UV-C dapat turut berperan dalam mempercepat pulihnya kehidupan dan aktivitas masyarakat serta membantu mendorong perekonomian.

Sementara Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health, Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, pandemi bukanlah yang pertama maupun terakhir. Umumnya, pandemi yang menjadi masalah besar bagi manusia itu berupa penyakit yang ditularkan melalui udara.

"Dengan demikian, pencegahan transmisi penyakit melalui udara sangat penting, tidak hanya terkait Covid-19 saat ini, tapi juga ke depannya. Teknologi dapat membantu manusia keluar dari situasi krisis seperti sekarang ini, dan menjaga kualitas udara tetap jernih dan sehat supaya terhindar dari berbagai macam potensi penyebab penyakit seperti virus, bakteri, dan jamur," paparnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Penghitungan Sirkulasi Udara

Dicky menjelaskan, potensi penularan di dalam ruangan terutama yang tidak memiliki ventilasi memadai, sangat besar. Meskipun ruangannya besar, tetapi sirkulasi udara harus dihitung dengan cermat. Sebagai gambaran, droplet yang dihasilkan orang bersin atau batuk bisa terbawa udara hingga sejauh 9 meter.

Ventilasi yang tidak memadai dalam ruangan tertutup dapat menyebabkan virus dan bakteri bertahan lebih lama di udara, sehingga saat seseorang masuk atau berjalan melewati ruang tersebut dan menghirup udaranya, mereka bisa terinfeksi.

Oleh karena itu, kita perlu memastikan ventilasi dan sirkulasi udara bersih yang memadai, apalagi di ruang-ruang publik tertutup seperti perkantoran, sekolah, pertokoan, rumah makan, hingga rumah ibadah di mana ada banyak orang beraktivitas.

 

3 dari 4 halaman

Empat pengaplikasian UV-C

Sementara itu, Deddy El Rashid, Praktisi Pengelola Bangunan yang juga menjabat sebagai Sekjen BOMA Indonesia dan BOG ASHRAE Indonesia menyatakan, "Penting bagi kita untuk memiliki pedoman yang baru terkait infrastruktur bangunan dalam era adaptasi kebiasaan baru ini."

"Salah satunya adalah dengan melengkapi alat desinfeksi udara yang aman, efektif dan handal untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruang dan mengurangi resiko penyebaran penyakit melalui udara, seperti Covid-19," sambungnya.

Deddy mengemukakan bahwa untuk bangunan profesional, ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk menekan risiko penyebaran penyakit melalui udara, yaitu mengontrol sumber virus sebelum masuk ke gedung, memaksimalkan ventilasi udara, dan memasang alat pemurni atau desinfeksi udara.

"Salah satu teknologi yang paling efektif untuk mendesinfeksi, baik udara maupun permukaan adalah dengan sinar UV-C. Terutama pada panjang gelombang 253.7 nm atau 254 nm, sinar UV-C diketahui paling efektif dalam menonaktifkan segela jenis bakteri dan virus. Karenanya UV-C disebut juga sebagai GUV (Germicidal Ultraviolet) atau UVGI (Ultraviolet Germicidal Irradiation)," tuturnya.

Menurut Deddy, ada empat pengaplikasian UV-C yang dapat diterapkan di gedung-gedung profesional, yaitu untuk desinfeksi udara di atas ruangan (upper air), desinfeksi udara pada permukaan coil pendingin, desinfeksi pada saluran udara, dan desinfeksi permukaan dalam ruangan.

4 dari 4 halaman

Infografis 3 Varian Virus Corona Paling Menular Lolos ke Indonesia