Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini Apple mengumumkan akan memperkenalkan fitur pemindaian foto baru untuk iPhone. Fitur tersebut pada dasarnya akan memindai foto yang disimpan di iPhone untuk melacak pelecehan anak.
Fitur anyar ini memang terdengar memiliki tujuan yang sangat baik. Apple mengklaim langkah yang diambil perusahaan demi membatasi penyebaran materi pelecehan seksual anak (Child Sexual Abuse Material/CSAM).
Baca Juga
Namun, sistem pemindaian foto itu dapat memindai semua foto pribadi di ponsel pengguna sehingga bisa disalahgunakan oleh pemerintah dan aktor jahat.
Advertisement
Banyak ahli menilai hal ini dapat menimbulkan masalah besar. Mantan konsultan NSA Edward Snowden adalah salah satu dari mereka yang mengecam fitur baru tersebut, dengan mengklaim bahwa meskipun bermaksud baik, pada dasarnya Apple meluncurkan pengawasan massal ke seluruh dunia.
"Tidak peduli seberapa baik niatnya, Apple meluncurkan pengawasan massal ke seluruh dunia melalui fitur ini. Jangan salah: jika mereka dapat memindai pornografi anak hari ini, mereka dapat memindai apa pun besok," cuit Snowden sebagaimana dilansir Ubergizmo, Minggu (8/8/2021).
Sementara Daniel Bostic yang dikenal sebagai aktor dan juga aktivis, mengatakan jika fitur pemindai foto itu dapat digunakan untuk mengidentifikasi foto pelecehan anak, siapa yang bisa menjamin bahwa pemerintah tidak akan mengambil keuntungan dari fitur ini.
"Sistem pemindai foto Apple tak menutup kemungkinan akan digunakan untuk mengidentifikasi foto anti-pemerintah," katanya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kecaman Bos WhatsApp
Sebelumnya Head of WhatsApp, Will Cathcart, menilai Apple telah mengambil cara yang salah terkait fitur 'Keamanan Anak' terbaru yang bertujuan untuk melindungi anak-anak dari pelecehan seksual.
Apple mengklaim fitur yang baru diumumkan pada Kamis (5/8/2021) itu demi membatasi penyebaran materi pelecehan seksual anak (Child Sexual Abuse Material/CSAM).
Namun, Cathcart menilai pendekatan Apple 'sangat memprihatinkan', di mana Apple melibatkan pengambilan 'hashes of images'Â yang diunggah ke iCloud dan membandingkannya dengan database yang berisi gambar CSAM yang diketahui. Demikian sebagaimana diwartakan The Verge, Minggu (8/8/2021).
Cara yang disebut sistem hashing ini memungkinkan Apple untuk menyimpan data pengguna terenkripsi dan menjalankan analisis di perangkat sambil tetap mengizinkan perusahaan untuk melaporkan pengguna ke pihak berwenang jika mereka ditemukan membagikan gambar pelecehan anak.
Dalam cuitannya di Twitter, Cathcart mengatakan Apple 'telah membangun perangkat lunak yang dapat memindai semua foto pribadi di ponsel pengguna'.
"Saya membaca informasi yang dikeluarkan Apple kemarin dan saya khawatir. Saya pikir ini adalah pendekatan yang salah dan kemunduran bagi privasi orang di seluruh dunia," cuitnya.
"Orang-orang bertanya apakah kami akan mengadopsi sistem ini untuk WhatsApp. Jawabannya adalah tidak," Cathcart menegaskan.
Advertisement
Tanggapan Para Ahli Teknologi
Bukan hanya WhatsApp yang mengkritik langkah-langkah 'Keamanan Anak' terbaru Apple. Beberapa ahli teknologi dan organisasi juga menyampaikan kekhawatirannya, termasuk Edward Snowden, Electronic Frontier Foundation (EFF), profesor, dan masih banyak lagi.
Matthew Green, profesor di Universitas Johns Hopkins, meminta fitur tersebut ditarik sebelum diumumkan secara publik. Dia men-tweet tentang rencana Apple dan bagaimana sistem hashing dapat disalahgunakan oleh pemerintah dan aktor jahat.
EFF bahkan merilis pernyataan yang mengecam rencana Apple. EFF menjelaskan secara rinci tentang bagaimana mereka meyakini langkah-langkah 'Keamanan Anak' Apple dapat disalahgunakan oleh pemerintah dan bagaimana mereka 'merampas' privasi pengguna.
Edward Snowden me-retweet artikel Financial Times tentang isu tersebut, memberikan karakterisasinya sendiri tentang apa yang dilakukan Apple.
"Apple berencana memodifikasi iPhone untuk terus memindai 'barang selundupan'," cuitnya sambil mengutip pernyataan profesor teknik keamanan Ross Anderson yang menilai bahwa sistem tersebur benar-benar mengerikan, karena akan mengarah pada pengawasan massal terdistribusi dari ponsel dan laptop kita.
(Isk/Tin)
Infografis Keuntungan Apple Tiap Detik
Advertisement