Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Bill Gates yang selama ini dikenal memberi perhatian pada penanganan Covid-19 turut berkomentar mengenai teori yang menyebut asal muasal virus Corona.
Terbaru dilaporkan, badan intelijen AS menggali data genetik yang dinilai menjadi kunci untuk mengungkap asal usul Covid-19. Data gentik ini diambil dari sampel virus yang dipelajari di laboratorium Wuhan, Tiongkok.
Baca Juga
Dalam wawancaranya kepada sebuah TV Kabel di AS, Rabu lalu, pendiri Microsoft Bill Gates mengatakan, penyelidikan mengenai asal usul Sars-Cov2 menjadi hal yang kontroversial di antara para ilmuwan.
Advertisement
Pria yang juga resmi bercerai dengan Melinda French Gates ini mengatakan, penyelidikan mengenai asal usul virus Corona ini memicu ketegangan antara Tiongkok dan AS.
"Penyelidikan ini tidak akan mengubah kebutuhan akan masker dan vaksin," kata Bill Gates, mengungkapkan pandangannya, seperti dikutip Tekno Liputan6.com dari The Australian, Selasa (10/8/2021).
"Makalah terakhir yang saya lihat memperlihatkan bukti terhadap kebocoran laboratorium. Namun ya, kita harus menyelidiki hal-hal ini. Namun hal ini tidak secara langsung terkait dengan tindakan tertentu untuk menyelamatkan nyawa," kata Bill Gates.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ilmuwan Peringatkan Potensi Varian Virus Corona yang Lebih Mematikan
Terlepas dari asal muasalnya, ahli virologi yang berbasis di Wuhan, Shi Zhengli memperingatkan bahwa varian COVID-19 yang lebih mematikan akan datang, seperti dikutip dari Mirror, Sabtu (07/08/2021).
Zhengli merupakan peneliti tentang virus Corona dan telah menemukan lusinan virus mirip SARS yang mematikan di gua kelelawar.
Karena kecerdasannya, Zhengli dijuluki “batwoman” China. Julukan itu didapatkan setelah dia bekerja dengan kelelawar, menemukan daerah subtropis China selama 16 tahun.
Dia mempelajari sampel yang diambil dari beberapa orang yang terinfeksi penyakit pernapasan. Kemudian, ditemukan bahwa virus tersebut mirip dengan SARS. Berdasarkan penelitian lanjutan, dia memperingatkan bahwa varian baru yang lebih mematikan akan melanda dunia.
“Karena jumlah kasus yang terinfeksi baru saja menjadi terlalu besar, yang memungkinkan lebih banyak peluang virus Corona baru untuk bermutasi dan memilih,” ujar Zhengli kepada media.
Scientific Advisory Group for Emergencies (SAGE) menerbitkan sebuah dokumen yang berisi tentang varian virus Corona di masa depan bisa sama mematikannya seperti MERS.
Jika virus Corona mencapai tahap setara dengan MERS, virus itu dapat membunuh 35 persen dari mereka yang terinfeksi.
Advertisement
Bantah Covid-19 dari Kebocoran Laboratorium Wuhan
Wuhan merupakan kota pusat wabah awal virus Corona pada Desember 2019. Klaim bermunculan bahwa virus itu berasal dari laboratorium Wuhan.
Zhengli dengan tegas membantah klaim tersebut dan mengatakan bahwa lab Wuhan tidak pernah melakukan atau bekerja sama dalam melakukan eksperimen gain-of-function yang dapat meningkatkan virulensi virus.
Dia juga membantah laporan yang mengatakan tiga peneliti dari institutnya telah mencari perawatan di rumah sakit pada November 2019 karena gejala mirip flu sebelum kasus COVID-19 pertama dilaporkan.
Dia mengklaim lab itu mendukung virus dan menyimpan informasi tentang penyebarannya secara rahasia adalah spekulasi yang berakar pada ketidakpercayaan total.
“Saya tidak tahu bagaimana dunia menjadi seperti ini, terus-menerus menuang kejelekan pada ilmuwan yang tidak bersalah.”
Dalam pernyataannya, terlihat bahwa Zhengli kecewa dengan klaim-klaim yang tidak berdasarkan fakta dan hanya menggiring opini bagi banyak orang.
(Tin/Ysl)