Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, mengatakan game bisa menjadi salah satu sarana untuk menunjukkan berbagai destinasi wisata di Indonesia.
Hal itu disampaikan Sandiaga Uno dalam konferensi pers virtual mingguannya pada Senin (16/8/2021).
Advertisement
"Game kita punya satu kreativitas yang luar biasa. Game-game lokal sudah banyak dilirik, bukan hanya yang berkaitan dengan horor-horor," ujarnya.
Menurut Menparekraf, saat ini banyak gim buatan lokal yang dilirik oleh berbagai pihak. Dia mencontohkan dalam Baparekraf Game Prime 2021, beberapa gim sudah memiliki kualitas kelas dunia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Promosi Wisata dalam Game
Lebih lanjut, Sandiaga mengatakan lewat game pula, lima destinasi wisata super prioritas: Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo, bisa dipromosikan.
"Dari game developing misalnya ada scene dari game populer di Danau Toba, atau kejar-kejaran di Borobudur, ada motor di Mandalika, ini kita akan dapat dari sisi eksposur," kata Sandiaga.
Selain itu menurut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini, sekarang game bisa menjadi sarana untuk promosi. Menurut Sandiaga, dulu hal seperti ini tidaklah tersedia.
"Dulu kita hanya bisa di-print material atau di billboard, atau ditempel di bus, atau dipasang di LED di Times Square," kata Sandiaga. "Sekarang kita bisa dengan lebih efektif, lebih targeted, lebih segmented dengan menggunakan game," ujarnya.
Advertisement
Potensi Game di Indonesia
Pada kesempatan yang sama, Sandiaga mengungkapkan pasar video game punya potensi besar dalam mendukung produk domestik bruto di Tanah Air.
Kemenparekraf mengungkapkan, di pasar game global, Indonesia menempati urutan ke-16 dengan jumlah pengguna games hingga 43,7 juta user. Selain itu, revenue yang dihasilkan sebesar US$ 879,9 juta atau setara dengan sekitar Rp 12 triliun.
"Pada 2020, subsektor video game berhasil menyumbangkan PDB ekonomi kreatif sebesar Rp 24,88 triliun atau setara dengan 2,19 persen sumbangan subsektor aplikasi & game developer untuk PDB Nasional," lanjutnya.
Menurut Kemenparekraf, subsektor gim dan aplikasi menunjukkan tren kenaikan positif di tengah pandemi Covid-19, dibandingkan dengan subsektor lainnya.
Subsektor ini memiliki nilai pertumbuhan positif tertinggi kedua setelah subsektor TV dan radio, dengan jumlah pertumbuhan sebesar 4,47 persen. Ia pun mengatakan bahwa game Indonesia menunjukkan pertumbuhan produktifitasnya.
"Produksi game Indonesia dalam tiga tahun terakhir bertumbuh sekitar 30 persen baik di skala usaha mikro, menengah hingga makro. Baik yang diterbitkan sendiri, perusahaan atau sumber investasi lainnya," katanya.
(Gio/Ysl)
Infografis Bisnis Game di Indonesia
Advertisement