Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, hari ini baru saja melakukan peletakan batu pertama (ground breaking) ruang kendali Satelit Multifungsi (SMF) Indonesia Raya (SATRIA-1).
Adapun peletakan batu pertama ini dilakukan di kawasan perkantoran PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) di Cikarang, Kabupaten Bekasi. SATRIA-1 direncanakan akan memiliki 11 stasiun Bumi/gateway di beberapa lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain Cikarang, stasiun Bumi lain berlokasi di Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura. Nantinya, Cikarang akan menjadi lokasi Stasiun Pusat Pengendali Satelit Primer, Network Operation Control dan Gateway Proyek SATRIA.
Advertisement
Oleh sebab itu, saat ini pemerintah juga dalam proses pengadaan lahan untuk seluruh stasiun Bumi yang lain. Menurut Menkominfo, momentum peletakan batu pertama ini sekaligus menjadi upaya pemerintah mempercepat transformasi digital, meski masih di tengah pandemi.
"Melalui stasiun pengendali digital ini, pemerintah dapat: mengendalikan dan mengawasi pergerakan Satelit SATRIA-1, melakukan manajemen jaringan agar sesuai dengan standar kestabilan layanan, serta menjadi sarana komunikasi data antara Satelit SATRIA-1 dengan Bumi," tutur Menkominfo.
Lebih lanjut Menkominfo menuturkan, pertimbangan untuk menggunakan satelit sebagai solusi telekomunikasi tidak lepas dari kondisi geografis yang terdiri dari ribuan pulau, gunung, bukit, selat, dan laut. Karenanya, satelt dipakai untuk memperkecil kesenjangan akses broadband internet.
"Proyek Satelit SATRIA-1 ini merupakan bentuk nyata upaya Kementerian Kominfo untuk menyediakan konektivitas yang inklusif dan merata hingga ke seluruh pelosok negeri, khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T)," tutur Johnny menjelaskan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Akses Internet yang Diberikan SATRIA-1
Sementara Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo, Anang Latif, mengatakan SATRIA-1 akan dapat menyediakan kecepatan kurang lebih 5Mbps per titik lokasi.
"Kapasitas untuk tahap awal ini akan mencukupi melayani akses internet yang dibutuhkan 150 ribu titik layanan publik, yang tersebar di 93.900 titik sekolah dan pesantren, 47.9000 titik di pemda/kecamatan/desa, 3.900 titik kantor polisi/TNI di wilayah 3T, 3.700 titik puskesmas/rumah sakit, dan 600 titik publik lainnya," ujar Anang memaparkan.
Untuk diketahui, proyek SMS SATRIA ini merupakan pembangunan untuk penyediaan akses internet pita lebar melalui satelit untuk seluruh wilayah Indonesia. Satelit ini diharapkan bisa menjadi salah satu solusi mengatasi digital gap, karena memungkinkan menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Advertisement
Pembangunan Lewat Skema KPBU
Proyek ini dikerjasamakan dalam skema KPBU (Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha) dengan Kemkominfo bertindak selaku penanggung jawab proyek kerja sama (PJPK) melalui Badan Layanan Umum BAKTI Kominfo. Lalu konsorsium PSN membentuk Satelit Nusantara Tiga (SNT) sebagai Badan Usaha Penyelenggara.
Adapun satelit SATRIA-1 akan digarap oleh Thales Alenia Space yang bermarkas di Prancis. Sementara peluncuran akan dilakukan menggunakan roket Falcon 9-5500 yang diproduksi SpaceX asal Amerika Serikat.
"Sampai dengan saat ini tahapan konstruksi satelit dan pembangunan stasiun-stasiun bumi proyek SATRIA ini masih sesuai dengan rencana. Mohon doa dari seluruh rakyat Indonesia, agar satelit bisa mengorbit sesuai jadwal, yaitu pada tahun 2023 mendatang," tutur Direktur PSN, Adi Rahman Adiwoso.
(Dam/Isk)