Liputan6.com, Jakarta - Untuk mempertahankan daya beli masyarakat di tengah Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan, mulai dari relaksasi pajak yang bertujuan menurunkan harga hingga bantuan sosial untuk mendongkrak pendapatan masyarakat.
Namun tentunya semua itu perlu dibantu dengan inisiatif sejumlah pihak untuk tetap mempertahankan kemampuan ekonomi masyarakat.
Pengamat Ekonomi dari Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Indonesia, Eugenia Mardanugraha, menggarisbawahi perlunya kolaborasi antara semua pihak untuk bersama menanggulangi dampak pandemi.
Advertisement
"Saat resesi ekonomi terjadi akibat pandemi, pemerintah tidak dapat sendirian menolong masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Dalam kondisi normal saja pemerintah Indonesia telah mengalami defisit anggaran," kata Eugenia, dikutip Jumat (20/8/2021).
Baca Juga
Saat pandemi berlangsung, ia menyebut, defisit menjadi bertambah besar dan harus diperbesar karena melambatnya roda perekonomian dan besarnya pengeluaran kesehatan masyarakat.
"Seluruh elemen masyarakat harus tolong menolong, yang kuat menolong yang lemah," ucap Eugenia menambahkan.
Dalam usaha mempertahankan kemampuan ekonomi masyarakat, Grab Indonesia menggandeng sejumlah perusahaan menggulirkan program yang bertujuan mempertahankan daya beli para mitra ojek online (ojol).
Program ini mencakup antisipasi di bidang kesehatan, dukungan sembako, dan vaksinasi. Selain itu, Grab juga menyediakan dukungan modal berupa pinjaman mikro.
Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan bahwa program ini bertujuan membantu mitra pandemi yang terdampak pandemi.
"Setidaknya dapat mengurangi beban pikiran mereka," kata Ridzki menjelaskan.
Gelontorkan Rp 25 Miliar
Grab menginvestasikan dana Rp 25 miliar untuk program yang diberi nama ATASI (Antisipasi - Tangkal - Vaksinasi). Sebanyak 27 ribu mitra pengemudi Grab telah menerima bantuan paket sembako.
Mitra bisnis Grab, yakni Accenture, EMTEK, OVO, Microsoft dan Indosat Ooredoo juga telah memberikan kontribusi senilai Rp 11 miliar untuk program ini.
"Bagi pengemudi ojol, kesehatan adalah hal utama karena mereka terus menerus berada di jalan. PPKM menghambat kegiatan ojol. Di lain pihak, ojol merupakan andalan bagi masyarakat yang menjalankan PPKM, yang bekerja dari rumah dan terus berada di dalam rumah," kata Eugenia.
Oleh karena itu, katanya, pengemudi ojol harus terjamin kesehatannya agar PPKM dapat terlaksana dengan baik hingga target penurunan kasus Covid-19 tercapai, dan tidak terjadi penyebaran virus melalui pengemudi ojol.
Advertisement
Sediakan Pinjaman Mikro
Grab juga menyediakan pinjaman mikro untuk mitra pengemudi dan pengantaran di Indonesia yang dikembangkan bekerja sama dengan JULO, perusahaan penyedia kredit digital yang berizin dan diawasi oleh OJK.
Saat ini pinjaman mikro sedang diluncurkan secara bertahap, dan diharapkan akan dapat diperluas ke lebih dari 100.000 mitra pengemudi dan pengantaran di Indonesia pada akhir tahun ini.
Pinjaman tunai ini ditujukan untuk membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan berdasarkan pilihan mereka sendiri, termasuk biaya sehari-hari, perbaikan dan pemeliharaan kendaraan, pendidikan, renovasi, serta keadaan darurat.
"Program ini merupakan bentuk konkrit dukungan Grab terhadap penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional," ujar Eugenia.
Ia menilai mekanisme penyaluran bantuan melalui aplikasi mitra dan jaringan retail yang menjangkau masyarakat terpencil harus menjadi contoh bagi elemen masyarakat lainnya yang hendak memberikan subsidi.
"Dengan demikian, bantuan dapat tersalurkan secara merata ke seluruh masyarakat, tidak menumpuk di satu keluarga sementara keluarga lain belum mendapatkan," pungkasnya.Â
Infografis Kolaborasi Grab dan Emtek
Advertisement