Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan teknologi membuat semua sektor saat ini harus beradaptasi. Salah satunya adalah dalam pembangunan infrastruktur yang juga harus melakukan transformasi digital.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) mengungkapkan, mereka telah memperluas pemanfaatan teknologi Building Information modelling (BIM) untuk pembangunan infrastruktur.
Advertisement
Baca Juga
KemenPUPR mengakui, pemanfaatan teknologi BIM sudah mereka lakukan dalam pembangunan jalan dan terowongan, selain untuk pembangunan gedung-gedung pemerintah.
Nazib Faizal, Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi KemenPUPR mengatakan, hal ini sejalan dengan target Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan ekonomi digital Indonesia.
"Bapak Menteri (PUPR) Basuki Hadimuljono sudah memberikan mandat untuk penggunaan BIM sebagai bagian dari transformasi digital di kementerian," kata Faizal.
"Targetnya adalah untuk mewujudkan tata kelola yang baik dengan transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi dan keadilan," tambahnya baru-baru ini.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menjawab Isu-Isu Tradisional
Hal tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh Haresh Khoobchandani, Vice President of Asia Pacific Autodesk.
Menurut Haresh, digitalisasi tidak hanya menjawab isu-isu tradisional yang menguasai industri ini selama bertahun-tahun, seperti ekosistem terfragmentasi dan ketergantungan berlebihan pada tenaga kerja manual di lokasi.
"Tetapi juga membantu sektor konstruksi beradaptasi dengan cara-cara kerja baru," katanya.
"Contohnya, alat-alat konstruksi seperti Building Information Modelling (BIM) memungkinkan desainer dan insinyur untuk berkolaborasi dari jarak jauh, memberikan fleksibilitas bernilai besar terutama di masa yang tidak pasti."
Haresh pun mengatakan, Autodesk berkomitmen membantu pasar Indonesia dalam melakukan transformasi digital. Ia mengungkapkan, sejak 2018, mereka sudah berkolaborasi dengan Waskita Karya, untuk mendorong pemanfaatan solusi digital dalam sektor konstruksi.
"Kami menggarap beberapa proyek nasional berskala besar, seperti Waduk Temef dan proyek-proyek lain termasuk pembangunan gedung bertingkat, jalan raya, dan jalan tol," ujarnya.
Advertisement
Meningkatnya Ancaman Keamanan Siber
Haresh mengatakan, transformasi digital membantu Waskita memangkas waktu untuk gambar produksi dan rekayasa, sehingga berkontribusi pada penghematan waktu dan biaya secara keseluruhan.
"Berdasarkan pengalaman kami sebelumnya, transformasi digital bisa menantang tanpa pengalaman dan panduan yang komprehensif, dan kami berharap bisa berbagi keahlian kami di berbagai bidang transformasi digital dengan pasar Indonesia," katanya.
Namun, seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi informasi komunikasi, serangan siber menjadi lebih rentan termasuk di sektor konstruksi.
Dedy Permadi, Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan, salah satu cara menjamin keamanan siber yang komprehensif adalah dengan menggunakan sistem dan perangkat elektronik yang sesuai dengan hukum dan undang-undang yang berlaku.
"Dengan manajemen risiko keamanan siber yang melibatkan perencanaan dan monitoring menyeluruh, berbagai organisasi dapat mengoptimalkan potensi transformasi digital yang mengalami percepatan," katanya.
(Gio/Ysl)
Infografis Indeks Infrastruktur Indonesia
Advertisement