Liputan6.com, Jakarta - Pendiri dan CEO OnlyFans, Tim Stokely, angkat bicara terkait pelarangan konten seksual eksplisit di platform penyedia layanan video dan foto tersebut.
Pernyataan itu disampaikannya pada Financial Times, sepekan usai laporan Bloomberg yang menyebutkan, "mitra penyedia dan penyedia pembayaran" mendesak OnlyFans melarang konten seksual eksplisit.
Advertisement
"Perubahan kebijakan, kami tidak punya pilihan. Jawaban singkatnya adalah bank," kata Stokely seperti mengutip The Verge, Rabu (25/8/2021).
Stokely mengungkapkan, sudah ada tiga bank besar yang menolak layanan mereka karena "risiko reputasi" terkait dengan materi perusahaan asal Inggris tersebut.
Ketiganya adalah Bank of New York (BNY) Mellon, Metro Bank, dan JPMorgan Chase.
Stokely menyebut, NBY Mellon secara khusus telah "menandai dan menolak" setiap jaringan transaksi yang melibatkan OnlyFans, membuat mereka terancam tidak bisa membayar kreatornya.Â
Stokely melanjutkan, JPMorgan Chase juga "sangat agresif dalam menutup akun pekerja seks" atau bisnis apa pun yang mendukung mereka.
Selain itu, Metro Bank juga telah menutup akun OnlyFans dalam waktu singkat di tahun 2019. Namun, Stokely tidak mengungkapkan siapa mitra perbankan dari perusahaannya sekarang.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kekecewaan dari Kreator
Dikutip dari New York Post, banyak pekerja seks komersial yang menggunakan OnlyFans merasa kecewa dengan aturan baru tersebut. Tidak sedikit dari mereka yang mendapatkan pundi-pundi uang dari penjualan gambar dan video di platform tersebut.
"Saya sangat kecewa dengan keputusan OnlyFans, marah dan merasa terkhianati akan menjadi gambaran yang lebih akurat," kata Courtney Tillia, seorang kreator di platform tersebut.
Tillia sendiri mengatakan, dalam sebulan dia bisa meraup US$ 20 ribu hingga 100 ribu dari OnlyFans.
Namun menurut Stokely, keputusan tersebut dibuat untuk melindungi orang-orang seperti Tillia.
"Keputusan ini dibuat untuk melindungi pendanaan dan langganan mereka dari tindakan yang semakin tak adil oleh bank dan perusahaan media. Kami jelas tidak ingin kehilangan kreator yang paling setia."
Meski begitu, Stokely menolak mengatakan OnlyFans sedang mencoba mengubah citra mereka demi menarik uang dari investor modal ventura yang lebih tradisional.
"Kami tidak membuat perubahan kebijakan ini untuk mempermudah pencarian investor," ujarnya.
Advertisement
Beberapa Platform Batasi Konten Seksual
OnlyFans pun menyusul beberapa platform seperti Tumblr, Patreon, dan eBay, yang membersihkan atau membatasi konten seksual dalam beberapa tahun terakhir.
Selain tekanan terkait pembayaran, perusahaan yang melayani pekerja seks juga berisiko terkena hukuman lebih berat usai pengesahan FOSTA-SESTA 2018.
Google dan Apple pun juga telah membatasi materi seksual eksplisit pada toko aplikasi mereka.
Laporan Axios menyebutkan, OnlyFans sudah harus bersusah payah untuk mengumpulkan uang dari investor karena keterkaitan mereka dengan konten pornografi sebagai masalah utama.
Selama ini, pekerja seks komersial berperan penting dalam pertumbuhan layanan mereka, meski beberapa waktu terakhir, sejumlah selebriti dan figur publik juga sudah mulai menggunakannya.
(Gio/Ysl)
Infografis Tarik Ulur RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
Advertisement