Liputan6.com, Jakarta - Grab baru saja mengumumkan telah menghadirkan program Grab Campus Apprenticeship. Program ini hadir untuk mendukung program Kampus Merdeka yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Lewat program ini, Grab menyediakan program magang selama enam bulan untuk dibimbing menjadi talenta teknologi berkualitas. Program yang berjalan mulai dari Agustus 2021 hingga Februari 2022 ini terbuka untuk mahasiswa perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Grab membuka lima divisi untuk program magang kali ini, yakni Engineering, Products and Data Analytics, Commercial Project Operation and Strategy, Creative Marketing, Branding and Campaign, Business Development and Partnership, serta Transport and Logistics.
Advertisement
"Lebih dari program magang reguler, Grab Campus Apprenticeship memberikan kesempatan pada peserta untuk terlibat langsung dalam operasional perusahaan teknologi skala multinasional yang diharapkan tidak saja mengasah kemampuan teknis tapi juga memperluas wawasan," tutur Country Managing Director of Grab Indonesia, Neneng Goenadi dalam keterangan resmi, Senin (30/8/2021).
Baca Juga
Dalam program ini peserta terpilih akan mendapatkan pengalaman kerja secara mendalam. Mulai dari sesi mentorship bersama pemimpin bisnis Grab hingga berbagai pelatihan melalui GrabLearn yaitu sistem manajemen pembelajaran untuk karyawan perusahaan.
Selain pengembangan hard-skill dan soft-skill, peserta juga diharapkan mampu membangun koneksi profesionalnya. Informasi soal persyaratan program magang ini dapat dilihat di situs resmi Grab Campus Apprenticeship.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Grab Beri Modal ke Mitra Ojol
Di sisi lain, untuk mempertahankan daya beli masyarakat di tengah Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan, mulai dari relaksasi pajak yang bertujuan menurunkan harga hingga bantuan sosial untuk mendongkrak pendapatan masyarakat.
Namun tentunya semua itu perlu dibantu dengan inisiatif sejumlah pihak untuk tetap mempertahankan kemampuan ekonomi masyarakat.
Pengamat Ekonomi dari Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Indonesia, Eugenia Mardanugraha, menggarisbawahi perlunya kolaborasi antara semua pihak untuk bersama menanggulangi dampak pandemi.
"Saat resesi ekonomi terjadi akibat pandemi, pemerintah tidak dapat sendirian menolong masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Dalam kondisi normal saja pemerintah Indonesia telah mengalami defisit anggaran," kata Eugenia, dikutip Jumat (20/8/2021).
Saat pandemi berlangsung, ia menyebut, defisit menjadi bertambah besar dan harus diperbesar karena melambatnya roda perekonomian dan besarnya pengeluaran kesehatan masyarakat.
"Seluruh elemen masyarakat harus tolong menolong, yang kuat menolong yang lemah," ucap Eugenia menambahkan.
Dalam usaha mempertahankan kemampuan ekonomi masyarakat, Grab Indonesia menggandeng sejumlah perusahaan menggulirkan program yang bertujuan mempertahankan daya beli para mitra ojek online (ojol).
Program ini mencakup antisipasi di bidang kesehatan, dukungan sembako, dan vaksinasi. Selain itu, Grab juga menyediakan dukungan modal berupa pinjaman mikro.
Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan bahwa program ini bertujuan membantu mitra pandemi yang terdampak pandemi.
"Setidaknya dapat mengurangi beban pikiran mereka," kata Ridzki menjelaskan.
Advertisement
Gelontorkan Rp 25 Miliar
Grab menginvestasikan dana Rp 25 miliar untuk program yang diberi nama ATASI (Antisipasi - Tangkal - Vaksinasi). Sebanyak 27 ribu mitra pengemudi Grab telah menerima bantuan paket sembako.
Mitra bisnis Grab, yakni Accenture, EMTEK, OVO, Microsoft dan Indosat Ooredoo juga telah memberikan kontribusi senilai Rp 11 miliar untuk program ini.
"Bagi pengemudi ojol, kesehatan adalah hal utama karena mereka terus menerus berada di jalan. PPKM menghambat kegiatan ojol. Di lain pihak, ojol merupakan andalan bagi masyarakat yang menjalankan PPKM, yang bekerja dari rumah dan terus berada di dalam rumah," kata Eugenia.
Oleh karena itu, katanya, pengemudi ojol harus terjamin kesehatannya agar PPKM dapat terlaksana dengan baik hingga target penurunan kasus Covid-19 tercapai, dan tidak terjadi penyebaran virus melalui pengemudi ojol.
(Dam/Isk)
Infografis kolaborasi Grab dengan Emtek
Advertisement