Sukses

TCL Batal Luncurkan Smartphone Layar Lipat di 2021

TCL tidak memberikan sampai kapan mereka akan menunda peluncuran smartphone layar lipat pertamanya.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan elektronik TCL memutuskan untuk menunda perilisan smartphone layar lipat pertamanya dengan harga lebih murah. Awalnya, perusahaan ingin meluncurkan ponsel ini di 2021.

TCL dikabarkan sedang mengembangkan smartphone lipat bergaya clamshell yang diberi kode Project Chicago. Namun, mereka memutuskan untuk menundanya hingga waktu yang belum ditentukan.

Dalam pernyataannya kepada The Verge, Selasa (14/9/2021), Stefan Streit, Chief Marketing Officer TCL mengatakan penundaan perangkat layar lipat itu sebagian disebabkan naiknya biaya produksi dan kurangnya rantai pasokan.

Selain itu mengutip CNET, Streit juga sempat mengatakan faktor "komersial," lemahnya brand, komponen yang mahal akibat pandemi, dan kurangnya dukungan operator ikut mempengaruhi keputusan penundaan tersebut.

"Meskipun pasar foldable tumbuh setiap tahun, ini masih merupakan kategori produk premium," kata Streit.

Streit menambahkan, ada kombinasi antara kelangkaan komponen yang terjadi akhir-akhir ini, pandemi Covid-19, dan meningkatnya biaya produksi perangkat yang bisa dilipat dalam penundaan mereka.

Ini membuat mereka "menangguhkan peluncuran smartphone layar lipat pertama yang tersedia secara komersial, sampai perusahaan bisa memproduksi dan membawanya ke pasar dengan titik harga terjagkau yang bisa diakses sebanyak mungkin konsumen."

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Harga 'Terendah' Masih US$ 800

TCL mengatakan, mereka tidak akan meluncurkan smartphone layar lipat pertamanya dalam kurun waktu 12 hingga 18 bulan. "Kami bisa menyelesaikan produk ini dan membawanya ke pasar, tapi entah bagaimana ini terasa tidak benar," kata Streit.

TCL sendiri awalnya berencana meluncurkan ponsel layar lipat di akhir 2021 dengan harga yang lebih murah daripada produk Samsung. Namun ia mengatakan, harga terendah yang bisa mereka capai pada perangkatnya masih sebesar US$ 800 atau sekitar Rp 11,4 juta.

Menurut Streit, harga itu masih tak jauh beda dari Samsung Z Flip 3 seharga US$ 1.000 (Rp 14,2 juta) atau Z Fold 3 yang dihargai US$ 1.800 (Rp 25,6 juta).

"Jika seseorang bisa menghabiskan US$ 800, dia juga bisa menghabiskan US$ 1.000," kata Streit. "Mungkin, dia akan memilih merek yang dia kenal selama bertahun-tahun dan lebih dipercaya."

Foldable TCL Chicago memang sempat diperkenalkan beberapa waktu lalu. Ia dikabarkan memiliki dimensi 164,8 mm x 78,1 mm x 7,35 mm saat dibuka dan 86.5 mm x 78.1 mm x 17.9mm saat ditutup. Beratnya mencapai 204,5 gram.

Chicago juga didukung prosesor Qualcomm Snapdragon 765G dan hanya memiliki satu warna yaitu Pastel Gold, dengan memori 6 GB RAM dan 128 GB flash memory.

Perangkat itu juga akan ditenagai baterai 3.545 mAh, serta didukung 44 MP kamera depan dan kamera utama belakang 48 MP, serta ultra wide-angle 16 MP.

3 dari 4 halaman

Penjualan Perangkat Foldable

Foldables saat ini masih menjadi bagian kecil dari seluruh pasar smartpone. Strategy Analytics menyebutkan, tahun 2021, vendor harus menjual sekitar 7 juta perangkat semacam ini, sementara penjualan ponsel pintar biasa bisa mencapai 1,35 miliar.

Analis Strategy Analytics Ken Hyers mengatakan, mungkin di paruh kedua 2023, usai Apple memperkenalkan perangkat lipat pertamanya, produk semacam itu baru akan dijual dengan jumlah yang lebih besar.

Hyers mengatakan, mereka memperkirakan sekitar 15 juta foldables akan dijual di seluruh dunia pada 2023 dan lebih dari dua kali lipat jumlah tersebut di tahun berikutnya.

Strategy Analytics juga menambahkan, tahun 2026, diperkirakan jumlah ponsel lipat yang terjual di dunia akan mencapai hampir 170 juta.

Streit mengatakan mereka akan "memantau pasar dengan cermat untuk menentukan waktu terbaik meluncurkan smartphone yang dapat dilipat."

(Gio/Ysl)

4 dari 4 halaman

Infografis Duel Pasar Smartphone Tiongkok Vs Lokal