Sukses

La Ode, Sang Atlet Esports Tertua di PON XX Papua 2021

La Ode Nurdiansah Amir Jaya Mahdi merupakan atlet esports tertua yang ikutan bertanding dalam ekshibishi PON XX Papua 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Berusia 35 tahun, La Ode Nurdiansah Amir Jaya Mahdi adalah atlet esports tertua yang tampil di ekshibisi PON XX Papua 2021.

La Ode sendiri akui sudah suka bermain gim khususnya PES (Pro Evolution Soccer) ini sedari konsol PS1 hingga PS4 sekarang.

"Saya sudah main sejak di konsol PS1 hingga PS4 saat ini," ucapnya kepada Liputan6.com. Saat ditanya apakah dirinya memiliki konsol, dia mengatakan, "tidak punya, main di rumah kawan."

Meski tidak memiliki konsol PS4 untuk bermain eFootball PES 2021, pria yang sedang menanti anak ke-4 ini tidak memutus keinginannya untuk ikut bertanding di PON XX Papua 2021. Dia mengatakan, sudah lama ikutan kompetisi esports antar daerah di Marauke dan sekitarnya.

"Sering ikut kompetisi antar daerah dan menjadi juara. Lawannya itu-itu saja, ingin bertanding dengan player di luar Marauke," katanya. 

La Ode menjelaskan, keinginan dirinya bertanding dengan lawan selain dari Marauke karena ingin menjadi tolok ukur kemampuan dan skill player seperti apa.

"Kebetulan atlet esports yang hadir di Papua ini memiliki track record bertanding di kancah asia hingga dunia, jadi saya ingin bertanding melawan mereka untuk mengambil pengalaman," ujarnya.

Saat ditanya tim provinsi mana yang akan menjadi lawan beratnya, La Ode menyebutkan, "semua tim memang lawan berat karena sudah memiliki jam terbang luar biasa, tapi saya sudah menyiapkan strategi untuk melawan mereka."

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Ingin Menjadi Atlet eFootball PES 2021 Profesional

Konami mengumumkan perubahan nama dari PES menjadi eFootball. (Foto: Konami)

Selain ingin menguji skill, La Ode juga bertujuan untuk bermain eFootball PES 2021 di tingkat profesional. "Dengan ekshibisi di Papua ini, para official dari liga PES baru tahu ada player gim PES dari Papua dan Papua Barat."

"Kita memang tidak pernah bertanding online, ini karena terkendala dengan jaringan internet. Dengan koneksi sehari-hari, kita pasti sudah kalah dengan player dari kota lainnya," tuturnya.

Dengan kehadiran ekshibisi esports di Papua ini, La Ode berharap kancah esports di Papua dapat berkembang dengan pesat.

"Meski terkendala dengan jaringan internet kurang stabil, semoga hal itu tidak menjadi penghalang atlet esports bertanding dengan player lainnya," ujar La Ode.

 

3 dari 4 halaman

Sempat Tanding Kejurnas di Cabor Bela Diri

Tampilan eFootball PES 2021 yang baru saja diumumkan Konami. (Dok. Konami)

Menariknya, La Ode ternyata tidak asing dengan dunia olahraga dan pertandingan kompetitif.

Sejak kelas 2 SD, dirinya sudah menekuni bela diri silat hingga karate. Sering waktu, karate yang digelutinya mampu membawa La Ode bertanding di kompetisi tingkat nasional.

Dia mengatakan, dirinya sempat menjadi wakil Marauke dan Papua untuk kejuaraan nasional karate.

"Sempat ikutan perebutan Piala Mendagri 2002 dan juga ikut Kejurnas Inkado 2007. Saya vakum dari karate pada 2010. Berhenti ikut kompetisi karena umur, kalah dengan yang muda," katanya. 

(Ysl/Tin)

4 dari 4 halaman

Infografis Soal Game