Liputan6.com, Jakarta - Pada dasarnya tubuh manusia layaknya perangkat elektronik; ada daya berupa baterai yang akan habis setelah digunakan terus menerus yang kembali terisi jika kita mengisi ulang dayanya.
Perusahaan AS Garmin menyebut istilah baterai pada manusia ini "Body Battery", yang dibahas pada acara virtual talk show bertajuk "Manfaat Gawai di Era Pandemi".
Garmin mengulas cara kerja fitur Body Battery pada lini smartwatch mereka yang diklaim dapat membantu masyarakat memahami kondisi tubuhnya, sehingga dapat lebih cermat dalam melakukan aktivitas harian dan memulai gaya hidup aktif.
Advertisement
Baca Juga
Country Manager Garmin Indonesia, Rian Krisna, menerangkan tentang fungsi Body Battery yang berkenaan dengan kekhawatiran di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum usai.
Faktanya, ada sebagian masyarakat yang terkonfirmasi sebagai pasien orang tanpa gejala (OTG) dan mengidap happy hypoxia, sebuah kondisi di mana terjadi pengurangan jumlah oksigen di dalam tubuh tanpa gejala yang dapat berlangsung tanpa disadari.
Bisa dikatakan, tidak sedikit masyarakat yang tidak sadar saat tubuhnya sudah lelah dan rentan terhadap serangan penyakit.
"Terkadang orang menganggap dirinya fit, lalu memforsir tubuh mereka untuk melakukan segala aktivitas hingga pekerjaan berat."
"Dengan menggunakan fitur Body Battery, pengguna smartwatch Garmin dapat lebih baik dalam mengenali tubuh sehingga kita bisa lebih bijak dalam merencanakan intensitas aktivitas harian kita serta menentukan kapan harus beristirahat," ujar Rian.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Indikator Jumlah Energi
Body Battery dapat menajdi indikator jumlah energi atau daya yang dimiliki pengguna dengan menggabungkan data aktivitas, tingkat stres, masa pemulihan dan istirahat.
Ia disebut mampu menginterpretasikan perubahan detak jantung untuk mengetahui hubungan antara saraf simpatetik, yakni sistem saraf yang bertanggung jawab mempercepat kerja organ tubuh manusia, dengan saraf parasimpatik, yang bekerja sebaliknya.
Lebih jauh, naik-turun Body Battery manusia dapat dipengaruhi banyak hal dan salah satunya adalah gaya hidup.
Biasanya, istirahat yang cukup dan kualitas tidur yang baik dapat mempertahankan bahkan meningkatkan Body Battery. Sementara jadwal kerja yang padat, intensitas olahraga yang tinggi, dan konsumsi alkohol berlebihan dapat membuat tingkat Body Battery kita menurun.
Advertisement
Pengaruh Stres
Pada talk show tersebut, Sports Medicine Specialist dr. Grace Joselini Corlesa, MMRS., Sp.KO menuturkan bahwa kondisi kesehatan manusia juga dipengaruhi oleh stres.
"Setiap orang mempunyai jumlah energi yang berbeda setiap harinya, serta respons yang berbeda pula terhadap aktivitas yang sama. Misalnya kebiasaan baru yang mengharuskan kita tetap berada di rumah, bagi sebagian orang hal itu menyenangkan, tetapi ada juga yang merasa stres saat tidak bisa ke mana-mana," tutur Grace.
Oleh sebab itu, Rian menyebut memantau Body Battery dapat membantu menjaga kesehatan dan meningkatkan performa pengguna dan itu dapat dilakukan dengan bantuan smartwatch.
Namun, Rian juga menegaskan bahwa lini smartwatch Garmin bukanlah alat medis, tetapi fitur Body Battery ini bisa menjadi indikator awal saat pengguna ingin berkonsultasi dengan dokter dan mengetahui kondisi kesehatannya lebih lanjut.
Body Battery pertama kali disematkan pada seri Garmin Vivosmart 4. Hingga saat ini ada beberapa tipe Garmin lainnya yang memiliki fitur ini, antara lain Garmin Forerunner 55, 45, 245, 745, and 945.
Ada pula seri Vivoactive, yaitu Vivoactive 4 dan 4s dan seri lainnya, seperti Garmin Venu 2/Venu SQ, Garmin Instinct (Solar series), Garmin Approach S62, Garmin Fenix 6 series, dan Garmin Vivomove 3, dan Garmin Lily.