Liputan6.com, Jakarta - Sejak pandemi, kecenderungan masyarakat untuk berbelanja melalui platform digital atau belanja online semakin meningkat.
Laporan Hootsuite dan We Are Social bertajuk "Digital 2021" menunjukkan, lebih dari 87 persen pengguna internet di Indonesia belanja beragam produk secara online pada beberapa bulan terakhir di penghujung tahun 2020.
Advertisement
Baca Juga
Penggunaan gawai dan perangkat elektronik yang meningkat tajam selama pandemi pun membuat lebih mudahnya masyarakat dalam melakukan belanja online.
Hadirnya platform pembayaran digital juga turut meningkatkan tren belanja online. Survey Bank Indonesia menunjukkan volume transaksi digital banking tumbuh 42,47 persen per tahun, mencapai 553,6 juta transaksi pada Maret 2021.
"Saat ini, belanja online menjadi pilihan tepat untuk memenuhi keperluan keluarga dan pribadi," kata Karin Zulkarnaen, Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia dalam siaran persnya, ditulis Minggu (3/10/2021).
"Selain praktis dan mudah, belanja online memungkinkan kita untuk melindungi diri dan keluarga di masa pandemi ini karena kita tidak perlu bepergian ke luar rumah untuk mencari kebutuhan," imbuhnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Waspada Penipuan
Meningkatnya tren belanja online pun juga perlu diiringi dengan perilaku konsumen yang lebih cerdas saat membeli sebuah barang atau jasa, demi menghindari berbagai kerugian.
Selain itu, perilaku konsumen yang lebih cerdas juga turut serta meningkatan literasi terhadap platform digital.
Salah satu kecerdasan yang diperlukan saat berbelanja secara daring adalah mewaspadai penipuan.
Michael Sugiharto, online business expert, mengatakan konsumen tidak boleh mudah percaya dengan harga yang terlalu murah.
Selain itu, bandingkan juga harga yang ditawarkan dengan harga di lapak lainnya, dan pastikan tidak jauh berbeda.
Apabila berniat penipu, seorang penjual biasanya memaksa pembelinya untuk melakukan pembayaran. Untuk itu, pembeli bisa memastikan jejak digital seller, misalnya dengan memeriksa nomor rekening penjual di situs milik Kominfo, cekrekening.id.
Advertisement
Waspada Kebocoran Data
Tak cuma penipuan, Ruby Alamsyah, pengamat IT dan Chief Digital Forensic Indonesia, juga meminta agar pembeli mewaspadai ancaman kebocoran data.
Ruby mengatakan, kebocoran data bisa terjadi akibat pihak peladen atau pengguna. Karena itu, selain di pihak aplikasi, penggguna juga perlu mengamankan data dan akunnya.
Ruby pun menyarankan pengguna untuk mencari tahu jenis autentifikasi aplikasi yang diunduh, menggunakan kata sandi yang tidak mudah dilacak, serta menghindari mengunduh aplikasi yang tidak resmi.
Selain itu, sistem operasi aplikasi gawai dan PC sebaiknya juga diperbarui secara berkala.
(Gio/Ysl)
Infografis 7 Tips Aman Belanja di Pasar Saat Pandemi Covid-19
Advertisement