Sukses

LAPAN Edukasi Soal Keantariksaan Lewat Festival Sains Antariksa 2021

Pussainsa baru saja mengumumkan bakal menggelar Festival Sains Antariksa (FSA) 2021 yang digelar pada 9 Oktober 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Pusat Riset Sains Antariksa (Pussainsa) sebagai bagian dari Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengumumkan kehadiran kegiatan Festival Sains Antariksa (FSA) 2021.

FSA merupakan kegiatan tahunan Pussainsa yang diselenggarakan dalam rangka memperingati World Space Week. Menyesuaikan dengan tema global Space Week, "Women in Space", FSA 2021 kini mengusung tema 'Peran Perempuan dalam Sains dan Teknologi Keantariksaan Indonesia'.

Melalui FSA 2021, Pussainsa akan memperkenalkan sosok perempuan yang berkontribusi dalam bidang sains antariksa, juga dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya, aktivitas ini dapat mendorong kaum perempuan terus berkarya tanpa memandang perbedaan gender.

Selain itu, kehadiran festival ini diharapkan juga dapat meningkatkan antusiasme generasi muda termasukk masyarakat umum untuk mengenal lebih dekat dengan sains keantariksaan.

Dalam siaran pers yang diterima, Selasa (5/10/2021), rangkaian acara FSA 2021 beberapa di antaranya adalah Lomba Poster untuk tingkat SD dan SMP, Lomba Esai tingkat SMA/sederajat, hingga Lomba Astrofotografi bagi kalangan umum.

Sementara untuk acara puncak, akan ada talkshow keantariksaan mengenai peran perempuan dalam sains dan teknologi keantariksaan Indonesia. Talkshow ini akan diadakan secara virtual pada 9 Oktober 2021 pukul 08.30 WIB.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Pembicara di FSA 2021

Hadir sebagai pembicara dalam talkshow tersebut adalah Kepala Observarium Bosscha, Dosen ITB, Premana Wardayani Premadi, Ph.D, ahli roket Indonesia LAPAN BRIN, Dr. Rika Andiarti, Astronot Indonesia, Fakultas Kedokteran UI, Prof. Dr. Pratiwi Pudjilestari Sudarmono, Ph.D, Sp.MK(K).

Selain itu, akan hadir pula anggota tim Space Seed for Asian Future sekaligus Ketua KK Genetika dan Bioteknologi Molekuler, SITH ITB, Dr. Fenny Martha Dwivany dan komunikator astronomi, Avivah Yamanni.

Nantinya ada pula hadir secara khusus pembicara dari NASA, yakni Dr. Camille Wardrop Alleyne selaku NASA Deputy Manager for Commercial LEO Development Program dan STEM Eduaction Advicate yang akan berbagai mengenai edukasi keantariksaan di Amerika Serikat.

3 dari 4 halaman

Ini Dua Syarat Pembangunan Bandara Antariksa di Indonesia

Di sisi lain, sebelumnya, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyebutkan ada dua syarat pembangunan bandara antariksa di Indonesia.

Menurutnya, kedua syarat yang dimaksud adalah kesiapan lahan dan investor. Pria yang karib disapa Handoko ini mengatakan, jika kedua syarat tersebut terpenuhi, BRIN akan memulai pembangunan roket pengorbit satelit.

Pasalnya, pembangunan bandara antariksa bersifat besar dan membutuhkan investasi modal serta melibatkan konsorsium penanaman modal yang besar.

“Kami akan bermitra dengan konsorsium swasta. Bandara ini nantinya bukan sekedar fasilitas negara untuk riset tetapi juga untuk bisnis peluncuran satelit,” kata Handoko, dikutip dari keterangan resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional.

Handoko mengakui, sudah ada beberapa konsorsium yang menyatakan minat untuk membiayai pembangunan bandara antariksa ini.

Namun karena sifatnya yang confidential atau rahasia, hal itu tidak dapat disebutkannya. Terlebih menurutnya, bisnis ini multinasional sehingga membutuhkan kerjasama internasional.

Lebih lanjut, Handoko mengatakan, posisi geografis Indonesia lebih menguntungkan untuk meluncurkan satelit.

(Dam/Tin)

 

  

 

4 dari 4 halaman

Infografis Tentang Satelit