Sukses

Kepala BRIN: Riset Berpotensi Selamatkan Pantura dan Jakarta dari Ancaman Tenggelam

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Laksana Tri Handoko menyebut, riset berpotensi menyelamatkan Jakarta dan Pantura dari ancaman tenggelam, seperti yang disebutkan Presiden AS Joe Biden.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyebut, riset berpotensi memberikan solusi untuk menyelamatkan Pantura dan Jakarta dari ancaman tenggelam dan penurunan permukaan lahan.

Sebagaimana ramai dilaporkan dalam berita beberapa waktu lalu, isu pemanasan global mengemuka selama beberapa tahun terakhir. Salah satu dampak dari pemanasan global adalah tenggelamnya pesisir utara Jawa, termasuk Jakarta.

"Periset yang ahli di bidangnya dapat terus berkontribusi aktif untuk memberikan solusi dan pencerahan terhadap masalah yang dihadapi. Jadi tidak sekadar mengungkapkan masalah, tetapi menjadi problem solver," tutur Handoko, dalam sambutan edisi perdana Prof Riset Talk Brin, dikutip dari keterangan resmi BRIN, Rabu (6/10/2021).

Profesor Riset di Pusat Riset Sains dan Teknologi Atmosfer, Organisasi Riset dan Penerbangan Antariksa BRIN (LAPAN) Eddy Hermawan mengatakan, isu tenggelamnya Jakarta sudah mengemuka sejak 2008, jauh sebelum pernyataan Presiden AS Joe Biden.

"Pernyataan Joe Biden bahwa Indonesia harus memindahkan Ibu Kota-nya karena akan berada di bawah air, tentu menjadi perhatian media massa," tutur Eddy.

Eddy juga mengasumsikan, ada tiga faktor utama yang disebut-sebut meningkatkan risiko tenggelamnya Jakarta. Pertama adalah meningkatnya sea level rise (SLR) alias permukaan air laut.

Lalu kedua, menurunnya permukaan tanah alias land subsidance (LS), dan ketiga adanya faktor lokal seperti daerah rawa atau dataran rendah.

2 dari 4 halaman

Mangrove Bisa Jadi Salah Satu Upaya Pencegahan

"Langkah bijak yang harus dilakukan untuk menyikapi prediksi tenggelamnya Jakarta, yakni dengan menyiapkan skenario berbasis penggabungan sea level rise dan land subsidance dengan berbagai kombinasi data SLR dan LS menggunakan teknik spasial temporal analysis," kata Eddy.

Eddy mengingatkan, selain Jakarta, beberapa daerah lain di Indonesia juga terancam tenggelam. Oleh karena itu, masyarakat perlu seoptimal mungkin mencegah kerusakan lingkungan dan mempertimbangkan pembuatan bitting gesik serta hutan mangrove.

Dia berkata, hutam mangrove cukup efektif meredam masuknya rob ke daratan.

Profesor Riset bidang Geoteknologi-Hidrologi Air Tanah BRIN Robert Delinom mengatakan, amblesan tanah di Jakarta diperkirakan terjadi karena empat faktor.

3 dari 4 halaman

4 Faktor Amblesnya Tanah di Jakarta

Keempat faktor yang dimaksud adalah kompaksi batuan, pengambilan air tanah secara berlebihan, pembeban bangunan, dan aktivitas tektonik.

“Solusi untuk mencegah tenggelamnya Jakarta dalam periode jangka pendek dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar memahami masalah ini," katanya.

Sementara untuk jangka panjang, solusinya adalah dengan melakukan integrasi secara tuntas terkait penyelesaian masalah.

Dalam hal ini, dilakukan kombinasi konsep mitigasi dan adaptasi yang tidak tumpang tindih, zero run off dan no land subsidence city, serta mengubah pola pikir masyarakat. Delinom juga menyarankan perlunya upaya mitigasi dengan melakukan pembangunan ‘pertahanan’ di garis pantai.

Perlu juga membangun 'pertahanan’ di sungai dan bantarannya serta membuat ‘tempat parkir’ air dan mengantisipasi penyebab penurunan tanah.

(Tin/Isk)

4 dari 4 halaman

Infografis Tentang Jakarta Tenggelam